palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Selain memberikan ketenangan dan menjadi penghubung antara manusia dengan Allah SWT, doa juga disebut sebagai jalan untuk memperoleh kesembuhan dari suatu penyakit.
Penyakit merupakan salah satu cobaan yang diberikan Allah SWT untuk menghapus segala dosa-dosa yang hambanya lakukan. Oleh sebab itu, penyakit hendaknya dihadapi dengan sabar dan tetap berusaha untuk memperoleh kesembuhan dengan suatu aksi, seperti berdoa, meminum obat, periksa ke dokter dan jalan lainnya yang dibenarkan.
Rasulullah SAW juga mengajarkan umatnya untuk memanjatkan doa saat sedang sakit. Beberapa ayat Al-Quran ini disebut sebagai penawar rasa sakit.
Surat Al-Fatihah
Ayat pembuka Al-Quran ini disebut juga dengan asy-syifa atau penyembuh.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَoلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙالرَّحْمٰنِoالرَّحِيْمِۙoمٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗoاِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗoاِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙoصِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ
Bismillahir rahmanir rahim. Alhamdu lillahi rabbil alamin. Ar rahmanir rahim. Maliki yaumid din. Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinas siratal mustaqim. Siratal lazina an’amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alihim wa lad dallin.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kamu sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta perolongan. Tunjukilah jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang Engkai beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Surat Al-Nabiya Ayat 83-84
Surat lainnya adalah doa yang dibaca oleh Nabi Ayub AS saat menderita penyakit yang tidak bisa sembuh selama bertahun-tahun. Doa yang dipanjatkan tertuang dalam Al-Quran, tepatnya pada surat Al-Nabiya ayat 83
وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ
Wa abbuba idznadaa robbi annii massaniyadh dhurru wa anta arhamar roohimiin
Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”
Kemudian, jawaban Allah atas doa yang dipanjatkan Nabi Ayub tertulis dalam ayat selanjutnya (surat Al-Nabiya ayat 84),
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَۚ
Fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma’ahum raḥmatam min ‘indinā wa żikrā lil-‘ābidīn
Artinya: Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com