Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Penyaluran bantuan total keseluruhan 100 ton beras bagi warga Kabupaten Pati utamanya yang belum menerima bantuan apapun hingga saat ini belum terealisasikan.
Baik warga yang belum menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Diketahui, Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro sempat mengusulkan penyaluran beras di tengah situasi penetapan status tanggap darurat bencana bagi warga Pati dalam kondisi kekeringan panjang sekaligus kelangkaan pada bahan pangan tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Pati, Eko Hendrawanto. Ia menuturkan belum terealisasinya penyaluran beras tersebut lantaran menunggu regulasi terbaru.
Tak hanya itu, hal tersebut tengah diakui adanya pengalihan kewenangan dari Kementerian Sosial (Kemensos) dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Terkait penyaluran 100 ton yang diwacanakan masih mengacu pada Permensos. Update terakhir ada regulasi terbaru terkait kewenangan penyaluran beras yang mulanya dari Kemensos diambil alih oleh Bapanas. Kami akan menunggu arahan dari kantor pusat untuk tindaklanjut. Tapi penyaluran itu juga masih dibicarakan dengan pihak terkait. Karena kan cadangan beras pemerintah bisa dikeluarkan kalau wilayah itu terjadi bencana,” katanya.
Lebih lanjut, Eko akan terus berupaya melakukan koordinasi penyaluran beras tersebut dengan pemerintah pusat. Utamanya regulasi kewenangan penyaluran beras 100 ton yang dipegang dari Kemensos ke Bapanas.
Sementara itu, pihaknya juga menyinggung terkait persediaan beras di gudang Bulog Cabang Pati berkisar 4.000 ton. Sehingga bisa dipastikan dan diklaim aman hingga memasuki awal tahun 2024. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, persediaan cadangan beras mencapai 5.000 ton.
“Kalau untuk terkait persediaan ya sudah pasti dapat dipastikan cukup nggeh. Hingga akhir tahun. Secara keseluruhan, total kurang lebih hampir 4.000 ton. Tapi kalau dibandingkan dengan tahun 2022 itu naik. Sekitar 5.357.357 kilogram atau sama dengan 5.000 ton ya berarti,” singggung Eko. (*)