palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Sebelumnya, China dan sejumlah negara di Eropa dikabarkan mengalami lonjakan kasus pneumonia.
Kini pneumonia juga telah masuk ke Indonesia. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa pihaknya menerima informasi tersebut dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta secara lisan.
Sehingga pihaknya kini pun masih perlu melakukan verifikasi untuk mengetahui lebih tepat jumlah kasus.
“Sudah ada laporan, tapi baru lisan dari DKI Jakarta. Dan hari ini akan diverifikasi oleh Dinkes DKI Jakarta sekaligus melakukan pemeriksaan epidemiologi,” kata Nadia dilansir dari Kompas.
Pendataan akan dilakukan pihaknya termasuk gejala yang dialami pasien yang mengidap. Namun secara umum, jelasnya, gejala yang dialami adalah sesak.
“Kan ini infeksi saluran napas, dan gejala utama pneumonia adalah sesak. (Tapi kalau gejala apa saja yang dialami pasien di sini), Belum ada yang dilaporkan. Kita tunggu,” tuturnya.
Pihaknya meminta masyarakat agar tidak khawatir berlebihan, sebab pneumonia bukan bakteri atau virus baru. Selain itu, obat penyakit ini juga sudah ada.
“Pneumonia mycoplasma bukan penyakit baru seperti Covid-19. Penyakit ini (sebelumnya) sudah ada. Dan sudah ada obatnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ngabila Salama selaku Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut ada peningkatan kasus pneumonia.
Kenaikan pneumonia pada anak di Jakarta disebabkan oleh virus. Diantaranya virus terbanyak adalah Respiratory Syncytial Virus/RSV, influenzae, Covid-19, adenovirus, rinovirus, dan parainfluenzae.
Selain itu, kondisi musim hujan juga mempengaruhi peningkatan kasus.
“Imunitas manusia cenderung menurun dan faktor kelembaban membuat kuman seperti virus, bakteri, jamur, dan lain-lain masuk ke tubuh manusia,” ucap Ngabila.
Pihaknya menyebut pencegahan bisa dilakukan dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti memakai masker, rutin mencuci tangan, menjaga ventilasi udara, dan menghindari asap rokok.
Selain itu, masyarakat juga bisa mencegahnya dengan rutin melakukan imunisasi pada anak. Ada 15 imunisasi gratis yang disediakan pemerintah.
“Akses vaksin dosis 1-4 untuk Covid-19 usia 18 tahun ke atas gratis di puskesmas dan RSUD terdekat. Dianjurkan (melakukan) vaksin influenzae berbayar mandiri untuk usia 6 bulan ke atas terutama kelompok rentan yaitu balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, dan tenaga kesehatan,” paparnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com