palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Bintang dunia Celine Dion sebelumnya telah mengungkap bahwa dirinya menderita penyakit Stiff-person syndrome. Karena kondisinya tersebut, dia harus rehat dari dunia hiburan untuk memulihkan kondisinya.
Sejumlah tur tahun lalu harus mengalami penundaan dan pembatalan, mengingat gejala penyakitnya bisa kambuh kapan saja. Penyakit tersebut bahkan membuatnya kesulitan berjalan dan bernyanyi.
“Saya sudah lama menghadapi masalah kesehatan, dan sangat sulit bagi saya untuk menghadapi tantangan ini. Sayangnya, kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan ketika saya berjalan dan tidak mengizinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,” ungkap Celine Dion, beberapa waktu lalu.
Baru-baru ini, saudara perempuan Celine Dion memberikan keterangan tentang kondisi terkini Celine. Ia mengatakan bahwa Celine Dion tidak bisa mengendalikan otot-ototnya lagi.
Sebenarnya, apa itu Stiff-person syndrome yang diderita Celine Dion? Simak penjelasan berikut ini!
Apa itu Stiff-person syndrome?
Stiff-person syndrome merupakan kondisi langka berkaitan dengan kelainan autoimun pada sistem saraf. Penyakit ini mengakibatkan kekakuan otot yang parah dan progresif serta kejang pada bagian bawah dan punggung.
Kondisi ini pula dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya, sehingga membuat penderita kesulitan berjalan hingga rentan terjatuh.
Menurut Dr. Andrew McKeon, ahli saraf dan neurologi autoimun dan gangguan pergerakan, gangguan neurologis ini dapat menyerang siapa saja pada rentang usia berapa pun. Namun, paling umum diderita oleh wanita antara usia 40 hingga 50 tahun.
“Lebih umum, penyakit ini menyerang wanita, biasanya dimulai pada usia 40-an atau 50-an. Lebih dari 50% pasien memiliki penyakit autoimun non-neurologis, seperti diabetes tipe 1 atau penyakit tiroid autoimun,” katanya, dikutip dari Mayo Clinic.
Sementara itu, Stiff-person syndrome juga memiliki sejumlah gejala meliputi kekakuan pada otot, kejang dan respon kaget berlebihan hingga menyebabkan penderita sering terjatuh. Karena suatu kondisi yang langka, penyakit ini sering kali salah diagnosis.
“Stiff-person syndrome bisa saja disalahartikan sebagai nyeri punggung umum atau diagnosis psikiatris, atau terlalu terdiagnosis,” kata Dr. McKeon.
Bagaimana mendiagnosisnya?
Penyakit ini didiagnosis dengan pertimbangan ahli, yaitu dengan mengunjungi pusat layangan kesehatan untuk menjalani tes tertentu. Tes ini berguna untuk mengetahui ada tidaknya gangguan gerakan autoimun.
Gangguan pergerakan mungkin disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang dimaksudkan untuk melawan infeksi, tiba-tiba menyerang otak. Setelah didiagnosis, kelainan gerakan autoimun seringkali dapat diobati.
“Tes elektrofisiologi dan pengujian antibodi dalam cairan serebrospinal membantu dalam membuat diagnosis yang benar,” kata Dr. McKeon. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com