palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Islam mengajarkan kita untuk menghormati orang yang lebih tua. Hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang selalu bersikap santun kepada mereka yang lebih tua. Beliau juga bersabda bahwa ada keberkahan bagi mereka yang berbuat baik kepada orang tua.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Keberkahan ada pada orang-orang tua dari kalian,” (HR. Hakim dan Ibnu Hibban)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW juga menyebutkan keutamaan menghormati orang tua, salah satunya ganjaran surga.
“Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga,” (HR. Baihaqi).
Dalam memperlakukan orang tua, terdapat adab-adab yang perlu dipahami dan dilakukan. Dikutip dari DetikHikmah, berikut adalah beberapa hadits tentang adab-adab terhadap orang yang lebih tua.
Mendahulukan orang yang lebih tua
Dari Ibnu ‘Umar, “Aku melihat Rasulullah SAW sedang memakai siwak lalu beliau memberikannya pada orang yang lebih tua dari suatu kaum, dan beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Malaikat Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang lebih tua’,” (HR. Ahmad dan Baihaqi).
Di situasi lainnya, Huwaishah dan Muhawaishah datang kepada Rasulullah SAW. Saat Muhawaishah mulai berbicara, Rasulullah SAW berkata, “yang besar, yang besar (umur).” Maka, setelah Huwaishah bicara, Muhawashah berbicara. (HR. Bukhari)
Mengucapkan salam kepada orang yang lebih tua
Dari Abu Hurairah dalam sebuah hadits dengan derajat Muttafaq ‘alaih, Rasulullah SAW bersabda, “Yang muda memberi salam kepada yang tua. Yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang lebih banyak.”
Sementara itu, di dalam hadits riwayat Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Dan anak kecil mengucapkan salam kepada yang lebih besar.”
Tidak mendahulukan dalam berkata
Dari Abdullah bin Umar RA, “Kami pernah bersama Nabi SAW di Jummar, kemudian Nabi bersabda, ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang muslim’ Ibnu Umar berkata: ‘Sebetulnya aku ingin menjawab pohon kurma. Namun karena aku yang paling muda di sini maka aku diam,’ Lalu Nabi SAW pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang), ‘ia adalah pohon kurma,” (HR Bukhari).
Tidak duduk di hadapan orang tua yang berdiri
Sebuah hadits dari Jabir mengatakan, “Nabi SAW sedang sakit. Lalu kami salat di belakang beliau, sedang beliau salat sambil duduk dan Abu Bakar mengeraskan bacaan takbirnya. Lalu beliau SAW menoleh kepada kami. Beliau melihat kami salat sambil berdiri. Lalu beliau berisyarat, kemudian kami salat sambil duduk.
Tatkala salam, beliau SAW mengatakan, ‘Jika kalian baru saja bermaksud buruk, tentu kalian melakukan seperti yang dilakukan oleh orang Persia dan Romawi. Mereka selalu berdiri untuk memuliakan raja-raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk. Ikutilah imam-imam kalian. Jika imam tersebut salat sambil berdiri, maka salatlah kalian sambil berdiri. Dan jika imam tersebut salat sambil duduk, maka salatlah kalian sambil duduk’,” (HR Muslim).
Tidak memutus hubungan
Dari Asma’ binti Abu Bakar berkata, “Ibuku pernah datang kepadaku dalam keadaan musyrik di masa Quraisy ketika beliau mengadakan perjanjian (damai) dengan mereka, lalu aku meminta fatwa kepada Rasulullah SAW, aku berakta, ‘Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku karena berharap (bertemu) denganku. Bolehkah aku sambung (hubungan) dengan ibuku?’ beliau menjawab, ‘Ya. Sambunglah (hubungan) dengan ibumu,’ (HR Muslim). (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com