palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan fenomena angin di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, merupakan tornado.
“Jadi bagaimana, kalian sudah percaya sekarang kalau badai tornado bisa terjadi di Indonesia? KAMAJAYA sudah memprediksi “extreme event” 21 Februari 2023,” kata Erma melalui akun X @EYulihastin dilansir pada Kamis (22/2/2024).
Kemudian, Erma menjelaskan perbedaan angin putting beliung dan tornado, angin tornado memiliki kekuatan angin yang lebih kuat dan luas.
“Efek tornado: beda denga puting beliung, tornado punya skala kekuatan angin lebih tinggi dan radius lebih luas. Angin tornado minimal kecepatan angin mencapai 70 km/jam. Dalam kajian kami di BRIN, angin puting beliung terkuat: 56 km/jam. Sudah pernah lihat film Twister 1996?,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menyinggung durasi angin putting beliung di Indonesia yang umumnya 5-10 menit. Adapun kasus di Cimenyan, Kabupaten Bandung, yang memiliki memiliki durasi angin putting beliung terlama, yakni 20 menit.
“Selain itu juga durasi. Dalam kasus puting beliung yang biasa terjadi di Indonesia, hanya sekitar 5-10 menit itu pun sudah sangat lama. Hanya ada satu kasus yang tidak biasa ketika puting beliung terjadi dalam durasi 20 menit di Cimenyan pada 2021,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan rekonstrusi dan investigasi tordado yang terjadi di Rancaekek.
“Kami tim periset dari BRIN secepatnya akan melakukan rekonstruksi dan investigasi tornado Rancaekek pada hari ini (21/2). Kronologi foto-foto dan video dari masyarakat dan media sangat membantu periset dalam mendokumentasikan extreme event yang tercatat sebagai tornado pertama ini,” tuturnya.
“Struktur tornado Rancaekek, Indonesia, dibandingkan dengan tornado yang biasa terjadi di belahan bumi utara, Amerika Serikat. Memiliki kemiripan 99,99% alias mirip bingits!,” sambungnya.
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com