palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Sebentar lagi kita sebagai umat Muslim akan menyambut bulan suci Ramadan. Di bulan ini, Allah SWT memerintahkan umat-Nya melalui Rasulullah SAW untuk melakukan kewajiban berpuasa selama sebulan penuh.
Perintah ini juga tercantum dalam salah satu surat di Al-Quran, tepatnya Al-Baqarah ayat 183 yang menjelaskan tentang kewajiban berpuasa. Surat Al-Baqarah memiliki arti Sapi Betina dan termasuk ke dalam surat yang diturunkan di Kota Madinah meski satu ayat (281) diturunkan di Mina saat Rasulullah menjalankan haji Wada.
Berikut adalah bacaan surat Al-Baqarah Ayat 183,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Rasulullah SAW bersabda dalam suatu hadits, “Islam didirikan atas lima sendi, antara lain pertama syahadat yaitu tiada sembahan yang (benar) selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, kedua mendirikan Shalat, ketiga menunaikan zakat, keempat puasa Ramadhan, dan kelima pergi haji ke Baitul Haram.”
Perintah puasa Ramadhan
Dari sahabat nabi yang bernama Abdullah Bin Mas’ud, jika suatu ayat dimulai dengan panggilan kepada orang yang beriman, maka ayat ini akan memiliki suatu perintah penting, atau larangan yang begitu berat, seperti halnya Surah Al-Baqarah ayat 183.
Dalam sejarah, perintah puasa bukan hanya aturan saat masa Rasulullah SAW, namun juga diperintahkan pada umat-umat sebelumnya. Dalam kitab taurat terdapat pujian dan anjuran kepada yang berpuasa. Nabi Musa AS juga pernah berpuasa selama 40 hari.
Selain itu, Nabi Isa AS juga menganjurkan berpuasa dan jangan sampai orang lain tahu kalau umatnya sedang berpuasa.
Ayat ini juga menjelaskan bahwa puasa dapat mensucikan badan dan mempersempit gerakan setan. Setan menjerumuskan manusia melalui nafsu syahwat. Terdapat dua syahwat yang mempengaruhi hidup, yaitu syahwat farax dan sex, atau kelamin dan syahwat perut. Jika syahwat ini tidak dikendalika, maka hilanglah sisi kemanusiaannya dan menjadi kebinatangan.
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai para pemuda, barang siapa diantara kamu sudah mampu memikul beban keluarga, maka kawinlah, dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah karena itu merupakan benteng baginya,”. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com