Ketahui Aturan Pengeras Suara Masjid Saat Ramadan

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Aturan mengenai pengeras suara masjid saat Ramadan telah diatur dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Aturan tersebut telah terbit pada 18 Februari 2022 lalu. Namun Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan agar umat Islam mematuhi aturan tersebut melalui edaran Menag No SE. 1 tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022, volume pengeras suara diatur sesuai dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (seratus desibel). Ini khusus yang terkait dengan syiar Ramadan, baik dalam pelaksanaan Salat Tarawih, ceramah/kajian Ramadan, dan tadarrus Al-Qur’an yang menggunakan pengeras suara dalam.

Sedangkan untuk takbir Idulfitri di masjid/musala yang memakai Pengeras Suara Luar dilakukan hingga pukul 22.00 waktu setempat, kemudian bisa dilanjutkan dengan Pengeras Suara Dalam.

Pada waktu subuh, pengeras suara yang digunakan sebelum azan pada waktunya yaitu pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar paling lama 10 menit.

Sedangkan untuk Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya penggunaan pengeras suara sebelum azan pada waktunya yaitu pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan Pengeras Suara Luar dalam jangka waktu paling lama 5 menit. Pengeras suara dalam bisa digunakan usai azan dikumandangkan.

Penggunaan pengeras suara Salat Jumat sebelum azan pada waktunya yaitu untuk pembacaan Al-Qur’an atau selawat/tarhim dapat menggunakan pengeras suara luar dalam jangka waktu paling lama 10 menit.

Sedangkan untuk penyampaian pengumuman mengenai petugas Jum’at, hasil infak sedekah, pelaksanaan Khutbah Jum’at, Salat, zikir, dan doa, dapat memakai pengeras suara dalam.

Lebih lanjut, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengimbau umat tetap jaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi beda awal puasa.

“Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi,” ujarnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati