Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Menjadi seorang guru nampaknya memang jalan takdir hidup bagi seorang wanita asal Tayu Kabupaten Pati, yakni Devi Agustia Hartiningsih.
Pasalnya perempuan yang akrab disapa Devi tersebut, awalnya takut setelah lulus dari pendidikan SMA akan diberangkatkan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) seperti perempuan lain di desanya.
“Saya awalnya berpikir bahwa nasib saya akan seperti orang-orang di sekitar saya yang setelah lulus SMA akan menjadi TKW di luar negeri,” katanya.
Wanita yang lahir pada 18 Agustus 1997 itu juga mengaku sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang konsen terhadap pendidikan anak. Ia yang awalnya tak menyangka akhirnya bisa lolos masuk salah satu sekolah favorit di Pati, yakni SMA 2 Pati.
Bergaul dengan teman-teman di SMA dengan segala cerita dan pengalaman menjadikan dirinya memiliki tekad untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi.
Selesai menempuh pendidikan SMA, ia berjuang untuk dapat masuk seleksi perguruan tinggi negeri, yang mana berhasil menjadi salah satu mahasiswa Bidikmisi jurusan PGSD Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Hal tersebut, yang menjadikan tekat dirinya untuk menjadi seorang guru menjadi lebih besar.
“Saat itu saya bimbang memilih yang mana. Akhirnya saya tetap memilih PGSD Unnes karena selain mendapatkan beasiswa bidikmisi, jurusan tersebut juga hal yang sangat diinginkan oleh ibu saya,” ungkapnya.
Kini perempuan pemilik akun Instagram @dedepadc telah berhasil menjadi seorang guru muda di salah satu sekolah dasar di Tayu Wetan Kecamatan Tayu Kabupaten Pati.
Ia juga berhasil menjadi salah satu Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru yang saat ini ditempatkan di SDN Tayu Wetan 3.
Tak hanya itu, dirinya juga merupakan seorang guru muda inspiratif. Ia merupakan Ketua KGB SABTU, yakni sebuah komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM) yang membantu para guru dalam menyikapi perubahan-perubahan dalam pendidikan dasar.
“Saat ini mengajar sebagai guru kelas di SD Tayu Wetan 3, saya juga menjadi ketua di salah satu platform PMM, dimana di sana salah satunya dapat membantu para guru untuk menyikapi perubahan dalam hal mengajar,” jelas Devi. (Asy)