Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.comKecelakaan bus maut yang membawa rombongan pariwisata siswaa SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat (Jabar), terjadi pada Sabu (11/5/2024).

Kecelakaan tersebut akibat bus yang hilang kendali dan oleng sehingga bagian kanannya menabrak mobil Feroza dan tiga motor, lalu terguling.

Kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jabar. Akibatnya, 11 orang tewas terdiri dari siswa, guru, dan seorang pengendana  sepeda motor.

Berikut ini fakta-fakta kecelakaan maut bus pariwisata di Subang, meliputi:

  1. Rem blong

Pihak kepolisian mengatakan dugaan penyebab kecelakaan maut bus bernama Putera Fajar tersebut akibat kegagalan fungsi rem.

“Berdasarkan saksi-saksi yang ada di TKP, kemudian beberapa keterangan dari penumpang bus, sepertinya ada kegagalan fungsi rem pada bus yang menyebabkan bus tidak bisa dikuasai lagi oleh pengemudi bus dan ini masih pada tahap penyelidikan lebih lanjut memastikan kondisi tersebut,” kata Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi kepada wartawan, Minggu (12/5/2024).

Kendati demikian, polisi masih menyelidi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mendalami kasus tersebut.

  1. Sopir akui rem sempat rusak

Sopir bus, Sadira, mengungkapkan bahwa rem sempat alami kerusakan dan diperbaiki pada siang hari saat istirahat.

“Saat itu saya sudah perbaiki, sudah semua. Saya sampai manggil motir, udah dicek montir aman, ya saya lanjutkan. Setahu saya kalau ini parah saya akan oper penumpang,” kata Sadira dilansir dari Kumparan.

“Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini,” sambungnya.

Selain itu, Sadira mengaku panik dan tidak mampu mengendalikan kendaraannya.

“Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin (melaju) takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya,” ujarnya.

  1. Polisi tak menemukan bekas rem

Polisi mengatakan tidak menemukan jejak rem dari bus daat melakukan olah TKP.

“Jadi, kalau kita lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut, yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ. Kemudian sampai titik terakhir di depan sana menabrak tiang listrik, ini tidak ada jejak rem sama sekali,” kata Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, kepada wartawan.

Menurutnya perlu penyelidiki lebih lanjut untuk menemukan penyebab terjadinya kecelakaan maut tersebut.

  1. Bus sempat mogok

Pembina Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) SMK Lingga Kencana Depok, Muwardhi, mengatakan bus yang mengangkut rombongan pelajar itu sempat mengalami mogok sebelum kecelakaan.

“Sebelum kejadian, itu sempat mogok. Kemudian diperbaiki teknisinya dan jalan lagi. Sehingga, [dari] mobil yang bertiga itu, mereka yang terakhir jalannya,” ujarnya

Dia menjelaskan ada kejanggalan dari bus urutan nomor satu pembawa rombongan tersebut. AC dalam bus bernama Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG tidak berfungsi dengan baik serta ban botak.

“Kalau dari orang tua saya enggak mendengar (komplain ada masalah pada bus). Tapi, kebetulan ada cucu saya, dia sahabat dari peserta yang perpisahan itu. Dia melihat, ‘aduh saya dapat mobil yang sedikit beda’, ternyata terjadi hal itu,” ujarnya.

  1. Jalur blackspot

Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan, menyatakan Jalan Raya Kampung Palasari yang menjadi lokasi insiden maut tersebut merupakan jalur blackspot.

“Betul, ini adalah blackspot,” katanya.

Polisi melakukan evaluasi tentang rambu-rambu lalu lintas di sekitar  lokasi kecelakaan. Aan menyampaikan pihaknya akan melakukan Focus Group Disscusion (FGD) untuk membahas rekomendasi.

“Rekomendasi termasuk masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu, atau mungkin seperti mana, (Tanjakan) Emen ada diperlebar dan sebagainya, itu semua akan kita tuangkan,” ujar Aan.

  1. Bus telat uji KIR 5 bulan

Kadishub Wonogiri Waluyo menyebutkan bahwa bus Trans Putera Fajar itu berstatus antarkota dalam provinsi (AKDP).

Bus tipe HINO/AK1JRKA dengan nama masih tertulis PT Jaya Guna Hage, terakhir melakukan uji KIR pada 6 Juni 2023.

  1. Bus biasa diubah jadi high decker

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan pemeriksaan langsung pada bangkai kendaraan bus itu.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan pengecekan tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang dialami bus.

“Jadi kita dalam inspeksi ini, fokus terhadap sistem pengereman dari bus, yang diakui sang sopir sesaat sebelum kecelakaan remnya bermasalah,” kata Soerjanto.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ada perubahan spesifikasi bus biasa menjadi high decker dapat mempengaruhi keseimbangan kendaraan.

“Perubahan tersebut bisa saja mempengaruhi kelimbungan kendaraan,” ucapnya.

“Kita cek juga terkait sabuk pengaman, dan rangka bus yang dirasa tidak bisa melindungi penumpang di kala terjadi benturan,” sambungnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati