palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Hingga saat ini, Indonesia masih melakukan impor beras. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa hal itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan beras dalam negeri.
Sebab menurutnya, saat ini ketersediaan beras jika dibandingkan dengan jumlan penduduk masih mengalami kekurangan. Impor pun dilakukan sebesar kurang dari 5 persen dari kebutuhan beras nasional.
“Kita harus impor, ada yang dari Vietnam, Thailand ada yang darimana Pak?, Kamboja, Pakistan. Harus impor dari sana. Karena penduduk kita ini sekarang 280 juta orang, 280 juta orang, semuanya pengin. Nah itu tidak mudah,” ujar Jokowi dilansir dari Kompas.
Ia menyebut jika pemerintah terus berupaya menjaga harga beras agar tetap stabil. Meskipun harga beras yang tinggi bisa menguntungkan bagi petani, namun tidak bagi konsumen. Dan begitu sebaliknya.
“Jadi terkadang pemerintah itu berada di posisi tidak mudah untuk menjaga keseimbangan agar masyarakat seneng, tetapi petani juga seneng. Kalau pas kita, saya ke pasar gitu, (bertanya) ‘Pak ini beras naik gimana pak?’ kalau ke kempung ke desa ketemu petani, ‘Pak terima kasih Pak harga beras, harga gabah sangat bagus Pak’,” terangnya.
Pihaknya pun mengatakan telah menyalurkan bantuan sosial berupa beras 10 kilogram untuk membantu meringankan beban masyarakat saat harga beras tinggi.
“Itu ya kita harus ingat itu tidak gampang pemerintah itu agar petani senang dan ibu-ibu juga seneng. Maka oleh sebab itu (bansos) 10 kilogram kita berikan ke masyarakat,” jelasnya.
Jokowi menjanjikan jika bansos beras tersebut bakal dilanjutkan hingga bulan Juni mendatang. Dan jika anggaran APBN mencukupi, akan dilanjut hingga Desember 2024. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com