Semarang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Disdikbud Jateng) mengusut dugaan adanya piagam palsu pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Semarang.
Diketahui, laporan terkait piagam palsu tersebut diterima sekitar pukul 15.30 WIB, Rabu (26/6/2024). Adapun piagam palsu tersebut tentang kejuaraan marching band di Malaysia.
Disdikbud Jateng mengungkapkan bahwa kejuaraan tersebut benar adanya, namun peraih juara yang tertulis keliru. Tim marching band tersebut diduga meraih juara ketiga, sementara di piagam tertulis juara pertama.
“Hari berikutnya dari Disporapar itu memanggil dari beberapa orang dari SMP 1 yang mengeluarkan termasuk pelatih itu untuk dilakukan klarifikasi intinya melalui surat yang disampaikan ke Dinas Pendidikan bahwa diakui bahwa piagam tersebut tidak benar secara juara nya bukan nama kejuaraannya ya tetapi perolehannya, perolehannya tidak benar,” ujar Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, dilansir detikJateng, Selasa (2/7/2024).
Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 3, Ahmad Fauzan, mengungkapkan pihaknya baru mengetahui laporan terkait dugaan piagam palsu pada hari terakhir PPDB.
“Kita di pihak yang hanya memang verifikasi, dan verifikasi ketika berkas itu sudah sesuai juknis (petunjuk teknis), kita terima. Nah untuk piagam kan syaratnya ada piagamnya dan ada surat keterangan dari kepala sekolah maka itu kan sudah sesuai juknis maka kita terima,” jelasnya dalam detikJateng, dikutip Sabtu (29/6/2024).
“Justru kita tahu setelah ada laporan, setelah itu orang tua ada yang ke sini konfirmasi empat orang perwakilan karena kebetulan yang menggunakan piagam itu, kan tidak hanya satu orang yang pakai piagam itu, kan di kita ada 25 orang,” ujar Fauzan.
Fauzan menyampaikan setelah konfirmasi dengan calon wali murid, dari 25 Calon Peserta Didik Baru (CPDB) yang melampirkan piagam marching band ada 13 anak yang mengundurkan diri.
“Di kita tinggal 12, setelah ada konfirmasi dari orang tua, sebenarnya orang tua paham kok karena piagam ini tidak bisa dipakai, sadar begitu konsekuensinya, mereka tahu, makanya yang mereka inginkan kemarin sebenarnya tolong beri kesempatan untuk mengganti, tapi kan sekolah intinya nggak bisa,” tutur Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 3 Semarang. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com