Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Disketapang Pati Gelar Gerakan Pangan Murah

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) pada Senin (29/07/2024) yang diselenggarakan di halaman Disketapang Pati.

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan, sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Badan Pangan Nasional (BAPANAS) yang ke-3.

“Sekaligus untuk stabilisasi harga dan pasokan pangan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Disketapang Pati, Alfianingsih Firman Wigati.

Digelarnya Gerakan Pangan Murah ini, jelasnya, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka inflasi di Kabupaten Pati. Pada akhir bulan Juli ini, inflasi di Kabupaten Pati menyentuh di skor 1,8 persen. Harga beras dinilai sangat berpengaruh pada skor inflasi di Pati.

Sedangkan pada bulan Februari 2024 kemarin, inflasi juga sempat menyentuh skor 3,2 persen. Kemudian di bulan Maret 2024 skor inflasi Pati turun, menyentuh skor -0,8 persen.

“Di bulan Juli akhir ini inflasi kita kembali meninggi, terutama dalam hal harga beras, itu kita kembali mengalami peningkatan disebabkan produksi atau panen kita yang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” papar Fifin panggilan akrabnya.

“Di awal Maret kita langsung turun -0,8 sehingga nyaris tidak ada inflasi, lha ini kok naik lagi,” tambahnya.

Ia mengungkapkan, inflasi meningkat dikarenakan adanya pengaruh alam yang menyebabkan volume produksi beras mengalami penurunan. Sedangkan permintaan di masyarakat relatif tetap. Hal ini yang kemudian menyebabkan harga beras mulai naik sehingga skor inflasi mengikuti.

Selain pengaruh cuaca, waktu yang berbarengan dengan mulainya ajaran baru cenderung membuat para petani di Pati untuk mengalokasikan dana yang dimiliki untuk kebutuhan masuk sekolah bagi putra-putrinya. Sehingga sejumlah petani tidak menanam padi.

“Kalau di kita itu alam, kemudian juga disebabkan petani banyak yang tidak menanam karena uang yang mereka miliki dialokasikan untuk biaya masuk sekolah,” jelasnya.

Dalam kegiatan GPM ini, Disketapang Pati menggandeng 6 kelompok tani, salah satunya yaitu Kelompok Tani Sejomulyo Kecamatan Juwana dan Kelompok Tani Karangwage Kecamatan Trangkil.

Beberapa bahan pangan yang dijual, diantaranya beras SPHP Rp57.000 per lima kilogram, beras lokal Rp60.000 per lima kilogram, gula pasir Rp16.000 per kilogram, minyak goreng Rp16.000 per liter, telur Rp25.000 per kilogram, bawang merah Rp20.000 per kilogram, bawang putih kating Rp37.000 per kilogram, cabai Rp5.000 per bungkus, serta terigu Rp10.000 per kilogram.

Salah satu anggota Kelompok Tani Sejomulyo Kecamatan Juwana, Sujono (52) mengatakan bahwa kelompok tani turut berperan menurunkan skor inflasi Kabupaten Pati melalui GPM ini.

“Setiap ada GPM di Dinas Ketahanan Pangan selalu ikut, karena kelompok LPM (Lumbung Pangan Masyarakat) adalah program dari Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang), jadi keaktifan kita ditunjukkan lewat Gerakan Pangan Murah itu,” pungkasnya. (iwp)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati