palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Budaya Jawa erat dengan mitos yang diyakini secara turun-temurun sejak nenek moyang. Salah satunya adanya mitos tentang penggantian nama karena dianggap memiliki nama ‘berat’ atau dalam bahasa Jawa disebut ‘kabotan jeneng’.
Sebenarnya, bagaimana budaya tentang ganti nama karena ‘kabotan jeneng’ tersebut? Simak penjelasan yang kami rangkum berikut ini.
Ritual penggantian nama menurut budaya jawa
Berdasarkan budaya Jawa, nama memiliki makna yang mendalam. Ini karena nama bukan sekadar identitas, melainkan doa atau harapan orang tua kepada anak.
Sementara itu, anak yang tiba-tiba sering sakit-sakitan di masa kecil, sering kali dipercayai karena tidak cocok dengan nama yang diberikan. Ini karena si anak dianggap tidak kuat menerima nama yang memiliki arti berat atau sering disebut dengan istilah ‘kabotan jeneng.’
Karena dianggap bisa menimbulkan pengaruh buruk, maka masyarakat Jawa biasanya mengadakan ritual untuk mengganti nama si anak tersebut agar terbebas dari penyakit.
Sebenarnya, ritual mengganti nama anak sudah dilakukan sejak kehidupan nenek moyang. Dalam pemilihan namanya juga tidak sembarangan, sehingga harus berdasarkan rekomendasi dari orang yang dianggap dituakan.
Nama yang baru tersebut diharapkan bisa membawa keberuntungan, kesehatan, dan kebahagiaan bagi sang anak. Selain itu, penggantian nama ini dilakukan tepat pada hari kelahiran anak secara hitungan Jawa.
Pihak keluarga juga akan mengadakan selamatan untuk meminta perlindungan kepada Tuhan serta meminta sang anak diberi kesembuhan.
Penggantian nama ini memang sering dianggap sebagai mitos. Namun, banyak masyarakat, khususnya suku Jawa yang menjadikan hal ini sebagai tradisi. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com