palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kabupaten Pati, Jawa Tengah memiliki tradisi unik dalam memperingati Maulid Nabi bernama tradisi Meron.
Tradisi tersebut berasal dari Desa Sukolilo. Masyarakat setempat biasanya akan mengarak gunungan yang terdiri dari beras ketan, seperti cucur, once, dan ampyang yang disusun dalam tiga tingkatan.
Prosesi Meron biasanya dimulai usai sholat Dhuhur. Gunungan akan didoakan, kemudian diarakan menuju masjid Baitul Yaqin Desa Sukolilo, lalu dibagikan kepada tetangga perangkat desa usai perayaan.
Tradisi Meron dilakukan setiap tanggal 13 Rabiul Awal. Dahulu, tradisi Meron pertama kali dilakukan oleh sejumlah abdi dalem Kasultanan Mataram di Pati pada abad ke-17.
Awalnya, Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta memperintahkan prajuritnya untuk ke Kadipaten Pati. Ketika selesai dan dalam perjalanan pulang sampai di Sukolilo, bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Sehingga untuk memperingatinya, prajurit tersebut menggelar tradisi yang hampir sama di Kerajaan Mataram.
Tradisi tersebut di Yogyakarta sendiri disebut dengan grebek sekaten yang digelar pada 12 Rabiul Awal. Sedangkan pelaksanaan tradisi Meron dilakukan sehari setelahnya untuk menghargai tradisi di Yogyakarta.
Alhasil, tradisi Meron pun masih dilestarikan hingga sekarang oleh masyarakat. Masyarakat memiliki kepercayaan, jika mendapatkan bagian dari Meron maka bisa membawa berkah.
Kini, tradisi Meron telah mengalami perkembangan. Masyarakat, melengkapi tradisi ini dengan menggelar atraksi wisata budaya agar menarik untuk dikunjungi.
Pada tahun 2016, Kemendikbudristek RI sendiri telah menetapkan tradisi ini sebagai Warisan Budaya Takbenda. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com