Blora, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ribuan anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Blora telah berhasil kembali bersekolah.
Ada sebanyak 4.000 ATS yang berhasil dikembalikan ke sekolah formal dan 1.000 ATS yang dikembalikan ke sekolah non-formal melalui program kesetaraan paket B dan C.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Blora, Nuril Huda mengatakan bahwa Pemkab Blora terus berupaya dalam mengembalikan ATS bersekolah.
ATS di Blora sendiri sempat mencapai angka 6.480 orang. Sehingga hal ini pun menjadi perhatian bagi pemerintah.
“Ke jalur pendidikan formal jumlahnya sekitar 4.000 (orang), dan 1.000 (orang) lagi dikembalikan ke jalur pendidikan nonformal, seperti kejar paket B dan paket C,” ujarnya.
Dengan begitu, masih ada sebanyak 1.400-an ATS yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Mereka rata-rata berdomisili di luar kota, dan masih terus diupayakan untuk kembali bersekolah, atau mungkin bisa dengan alternatif sekolah jarak jauh.
Ia mengungkapkan, penyebab ATS di Blora di antaranya karena alasan ekonomi, akses ke sekolah cukup jauh, khususnya warga yang tinggal di pinggir hutan.
Ada juga dari mereka yang bekerja untuk membantu orang tuanya. Ada juga yang malas berpikir, dan disebabkan pengaruh lingkungan.
“Ada juga yang dikarenakan masih ada sebagian orang tua, yang belum peduli pada pendidikan anak,” ujarnya.
Kepala Disdik Kabupaten Blora, Sunaryo mengatakan, ke depan, pihaknya akan terus mengambil langkah untuk meminimalisasi jumlah ATS. Blora juga mencanangkan zero ATS.
“Saat ini, Blora sudah mempunya aplikasi Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT). Dengan cara itu, akan memudahkan untuk mencari data, by name by address, sehingga akan memudahkan pemerintah, hingga mengintervensi,” jelasnya.
Dalam upaya penanganan ATS, pihaknya melibatkan stakeholder terkait, utamanya Dinas PMD dengan memberdayakan desa, karena merekalah pihak yang paling tahu kondisi warganya.
“Kondisi yang sulit juga adalah penduduk dan warga Blora yang sudah menikah, sehingga mereka tidak mudah diajak kembali ke sekolah. Namun demikian, program yang akan terus kita lakukan adalah gerakan Ayo Kembali ke Sekolah,” kata Sunaryo.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Blora, A Mahbub Djunaidi mengatakan jika Unicef sudah datang ke Blora melakukan pendampingan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD). (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com