palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Banjir dan rob yang terjadi di pesisir utara Jawa Tengah diperkirakan menimbulkan kerugian secara ekonomi hingga Rp2,5 triliun per tahunnya.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Ketua Tim Riset Tide Eye Indonesia Miftadi Sudja’i. Kerugian yang dihitung juga mencangkup orang-orang yang tak bisa bekerja karena dampak banjir dan rob yang terjadi.
“Kami membuat hitungan sederhana dan berusaha mengumpulkan data dari berbagai macam sumber, estimasi kerugian per tahunnya itu Rp2,5 triliun,” ujarnya dilansir dari Antara Jateng.
Ia menyebut jika penelitian tersebut dilakukan di tiga kota diantaranya Semarang, Pekalongan, dan Demak yang merupakan wilayah yang paling terdampak banjir dan rob.
“Bukan hanya di Kota Semarang ya. Sebenarnya kami (meneliti) di tiga kota, yakni Semarang, Pekalongan, dan (Kabupaten) Demak,” katanya.
“Belum melihat yang lain karena saya kira di Pantura (Jateng) yang paling terdampak di tiga wilayah ini (Semarang, Pekalongan, dan Demak),” lanjutnya.
Sementara itu, Telkom University dan University of Wolonggong (UOW) Australia mengembangkan teknologi tide eye yang berguna untuk membaca dinamika banjir rob.
Pendanaan pengembangan teknologi tersebut adalah hasil kolaborasi antara Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Indonesia.
Teknologi itu kini telah terpasang di empat lokasi, yakni Rumah Pompa Sibulanan Kota Pekalongan, Rumah Pompa Yos Sudarso Semarang, Rumah Pompa Sungai Babon di Kawasan Industri Terboyo Semarang, dan rumah pompa di Sayung, Kabupaten Demak.
“Alatnya sudah terpasang. Jadi, ada dua jenis kamera vision apa visual dan radar yang untuk membaca dinamika banjir rob, kemudian ini infrastruktur jaringan melalui jaringan wireless fiber optik untuk jaringan internetnya,” jelasnya.
Kamera dan radar akan menyimpan data rekaman dalam server yang diolah dengan teknologi artificial intelligence (AI). Data itu pun bisa digunakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana di bawah Kementerian PUPR.
Teknologi ini disebut masih tahap awal dan ke depannya diharapkan ada pengembangan lanjutan yang pada akhirnya dapat membantu menekan kerugian yang lebih besar dari banjir dan rob yang terjadi.
“Pengembangan selanjutnya, misalnya data ini bisa dimanfaatkan untuk tadi trafik manajemen, routing traffic dari Pelabuhan Tanjung Mas supaya logistik dan jalur apa distribusi barang itu enggak mandek,” katanya.
Sektor perindustrian juga bisa memanfaatkan data tersebut untuk menyusun langkah-langkah antisipatif terhadap bencana banjir dan rob yang akan terjadi.
“Propagasi banjir gitu, seperti apa dalam tiga hari ke depan sehingga nanti seperti Kemenperin bisa menyusun rencana agar misalnya kawasan industri ini bisa aman atau ada mitigasi tidak terlalu terganggu aktivitasnya,” jelasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com