Kasus Asusila Guru ke Muridnya di Gorontalo Dikenal sebagai Child Grooming, Apa itu?

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Kasus asusila guru kepada muridnya yang terjadi di Gorontalo viral setelah video mereka melakukan hubungan badan diunggah di media sosial.

Diketahui bahwa siswa yang melakukan asusila itu merupakan anak yatim piatu yang membutuhkan sosok orang tua.

Banyak warga maya yang menyangkutpautkan peristiwa tersebut dengan istilah child grooming.

Sebenarnya kasus child grooming sudah banyak terjadi di Indonesia. Pelaku biasanya melancarkan aksinya dengan memberikan iming-iming barang atau hal yang disukai sang anak.

Berikut tahapan bagi pelaku child grooming dalam melakukan aksinya;

  • Selecting

Pelaku biasanya tak asal pilih korban. Namun, mereka akan menyeleksi berdasarkan daya tarik fisik yang mereka rasakan, kemudahan akses, hingga kerentanan yang dirasakan.

Misalkan saja anak yang tidak mendapatkan pengawasan yang cukup dari orangtua, atau anak yang memiliki kelemahan yang diketahui sang pelaku.

  • Accesing

Kemudian pelaku pun akan mencari cara untuk bisa mendapatkan akses masuk dan mengenal sang korban. Misalnya dengan mengajak anak bermain, bekerja di rumah anak, menjadi guru anak, hingga menawarkan untuk mengantar jemput anak.

Mereka akan melakukan hal-hal yang tak dicurigai sang korban.

  • Trust Building

Jika sudah mendapatkan akses, maka mereka pun akan mulai membangun kedekatan dan kepercayaan. Misal saja dengan memberikan perhatian kepada korban.

Mereka bahkan bisa memberikan hadiah dan hal-hal yang disukai anak. Hingga berbagai cerita dan rahasia bersama. Jika anak sudah percaya, maka mereka pun akan melakukan hal yang lebih seperti memeluk, menyentuh, dan bahkan hal yang lebih jauh lagi.

  • Silenting

Jika mereka sudah berhasil melakukan apa yang diinginkan, maka pelaku akan meminta sang korban untuk tak melaporkan perbuatannya kepada siapapun. Baik teman keluarga maupun orang lainnya.

Jika diperlukan, mereka bahkan akan melakukan sejumlah ancaman kepada korban, sehingga korban menjadi takut dan tidak berani mengungkapkan perbuatan pelaku.

Beberapa perilaku yang dapat menjadi tanda anak sedang mengalami child grooming yaitu sering absen sekolah, sedikit bermain dengan temannya, memiliki banyak hadiah, memiliki hubungan dekat dengan orang yang lebih tua dan bukan kerabat atau saudara, sering menyendiri, berbohong, dan masih banyak tanda lainnya.

Jika anak menunjukkan tanda-tanda aneh yang tak biasa, maka sebaiknya orangtua mulai waspada. Dan orangtua dapat mencegah anak terjebak dalam child grooming dengan cara mengenali perilaku anak, tidak membiarkan anak berduaan dengan orang asing, menolak tawaran bantuan orang asing tentang anak, berbicara dan mendengarkan cerita anak. (*)