palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Salah satu bangsa yang diceritakan di dalam Al-Quran adalah bangsa Rum atau Romawi. Al-Qur’an juga telah mengabadikannya dalam surat ke-30, berjudul Ar-Rum dari ayat 1 hingga 6.
Lantas, siapa yang dimaksud dengan bangsa Rum ini sendiri? Simak sejarahnya berikut ini!
Siapa itu bangsa Rum?
Dikutip dari buku ‘Bangsa Romawi Dan Perang Akhir Zaman’ oleh Manshur Abdul Hakim, sejarawan Arab dan buku-buku ahli kitab mengatakan bangsa Rum atau Romawi berasal dari keturunan Esau bin Ishaq bin Ibrahim, atau juga dikenal sebagai Easo atau Aish.
Dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir, Esau adalah putra Nabi Ishaq AS dan merupakan saudara kembar Yaqub dengan ibu bernama Ribka, putri seorang bernama Betuel. Ribka awalnya tidak bisa memiliki anak, namun setelah Nabi Ishaq terus berdoa, Allah SWT memberikan keajaibannya.
Esau dikenal sebagai ayah bangsa Romawi dan Yunani Kuno. Awalnya keturunan Esau ini banyak tinggal di wilayah pegunungan Seir dan sekitarnya. Bangsa Romawi pada masa Arab Jahiliyah banyak tinggal di wilayah Konstantinopel (Istanbul) Turki.
Namun ketika Kesultanan Utsmani berhasil menaklukkan Konstantinopel, bangsa Romawi atau Bani Al-Ashfar dalam hadits Rasulullah melakukan migrasi. Sebagian besar bangsa tersebut menuju Yunani, Balkan, Kaukaz, dan hanya sedikit yang bertahan di Turki. Keturunan Esau kemudian melahirkan orang-orang Eropa, Amerika, Australia, dan Kanada.
Sementara itu, Nabi Yaqub yang dikenal dengan nama Israel memiliki 12 putra yang disebut Bani Israil, salah satunya adalah Nabi Yusuf. Selain itu, para nabi yang merupakan keturunan Nabi Yaqub adalah Musa, Zakariya, Yahya, dan Isa bin Maryam.
Alasan diturunkannya surat Ar-Rum
Peristiwa antara bangsa Romawi dan Persia disebut sebagai salah satu asbabun nuzul surat Ar-Rum ayat 1-6. Bangsa Romawi dan Persia terlibat dalam peperangan sengit hingga ratusan tahun lamanya, namun peperangan berakhir dengan kemenangan bangsa Persia.
Raja Persia bernama Sabur saat itu berhasil merebut negeri-negeri Syam serta berbagai wilayah kerajaan Romawi, termasuk yang berada di Jazirah Arab. Sehingga, Kaisar Romawi Heraklius kemudian mundur dan mengungsi, menurut Tafsir Ibnu Katsir.
Hal ini membuat umat Islam berduka karena berharap bangsa Romawi yang menang. Sebaliknya, kemenangan Persia menjadikan kaum musyrikin yang bersuka cita.
Namun, sekitar tujuh tahun kemudian, perang kembali berkecamuk. Kali ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan bahwa perang akan dimenangkan oleh bangsa Rum. Hal ini membuktikan kebenaran berita dari Al-Qur’an.
“Alif Lām Mīm. Bangsa Romawi telah dikalahkan. Di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang. Dalam beberapa tahun (lagi). Milik Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin. Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (Ar-Rum : 1-6).
Bangsa Rum dekat dengan agama Islam karena sama-sama menganut agama Samawi. Sementara itu, bangsa Persia adalah kaum musyrikin yang beragama majusi.
Perlu diketahui, bangsa Romawi dalam surat Ar-Rum ialah Kerajaan Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel, bukan kerajaan Romawi Barat yang berpusat di Roma. Kerajaan Romawi Barat dalam masa peperangan itu sudah hancur sejak 476 M, sementara kisah Al-Qur’an ini terjadi pada sekitar 616 M.
Bangsa Rum berkhianat di akhir zaman
Rasulullah pernah bersabda mengenai bangsa Rum yang kelak berkhianat kepada umat Islam. Telah menceritakan kepada kami (Muhammad bin Mu’sab) yaitu Al Qurqusa`i telah menceritakan kepada kami (Al Auza’i) dari (Hassan bin ‘Athiyyah) dari (Khalid bin Ma’dan) dari (Jabir bin Nufair) dari (Dzi Mikhmar) dari Nabi SAW bersabda,
“Kalian akan membuat perjanjian damai kepada Orang Romawi, kalian berperang sedangkan kalian dan mereka adalah sama-sama musuh, ada musuh dari belakang mereka. Lalu kalian selamat dan mendapatkan rampasan. Lalu kalian tinggal di tempat yang sangat subur dan luas di Dzi Tulul, lalu ada seorang Romawi yang berdiri dan mengangkat salib lalu berkata: ‘Ketahuilah salib telah menang’. Lalu ada seorang muslim yang berdiri dan membunuhnya. Maka saat itu orang Romawi berkhianat dan terjadilah pembunuhan yang sangat dahsyat dan mereka berkumpul untuk menyerang kalian. Mereka mendatangi kalian dalam delapan puluh bendera dan di setiap bendera ada sepuluh ribu orang.”
Berdasarkan riwayat Abu Darda RA, umat Islam akan tinggal di Al-Ghautha saat pertempuran dahsyat jelang akhir zaman.
Rasulullah SAW bersabda, “Perkemahan pasukan umat Islam dalam pertempuran dahsyat nanti berada di Al-Ghautha. Di sana terdapat sebuah kota bernama Damaskus, yang merupakan tempat paling strategis di Syam,” (HR Ahmad dan Abu Daud).
Riwayat lain menyebut bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Pada saatnya nanti umat Islam akan terkepung di Madinah Al-Munawwarah hingga mereka berada jauh dari benteng-benteng mereka di Silah,” (Shahih Al-Jami. Yang dimaksud Silah adalah sebuah tempat dekat Khaibar).
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com