Semarang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang ingatkan agar masyarakat tidak terpengaruh dengan kampanye hitam yang berpotensi memecah belah kerukunan.
Hal ini turut diungkapkan oleh Ketua PC GP Ansor Abdurrahman yang mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak menggunakan isu agama dalam kampanye Pemilihan Wali Kota (Pilwakot). Pasalnya, akhir-akhir ini, muncul SMS blasting yang menyoroti perbedaan keyakinan salah satu calon wali kota.
“Jangan gunakan isu agama untuk kepentingan politik. Kampanye hitam seperti ini bisa menjadi bumerang yang malah membuat masyarakat tidak simpatik,” tegasnya baru-baru ini.
Lebih lanjut, Abdurrahman mendorong kampanye pasangan calon (Paslon) yang bisa menguatkan persatuan antar warga Indonesia, yakni dengan fokus pada program-program kesejahteraan masyarakat, pembangunan, dan kemajuan bangsa ke depannya.
“Kita seharusnya fokus pada kesejahteraan masyarakat, pembangunan, dan kemajuan bangsa, khususnya Kota Semarang. Jangan terjebak pada isu agama yang justru memecah belah. Indonesia yang kita cita-citakan sebagai Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur hanya bisa terwujud dengan persatuan,” jelasnya.
Indonesia sendiri telah memiliki sejarah panjang dalam membangun harmonisasi berpolitik. NU juga menyatakan pendiriannya terhadap asas-asas Pancasila sebagai ideologi negara. Seperti yang diketahui, Pancasila mengajarkan bangsa Indonesia menghormati perbedaan untuk menjaga persatuan.
“Sejarah ini mengajarkan bahwa NU selalu berdiri di atas Pancasila, menghormati persatuan, dan menjaga keutuhan bangsa. Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih tanpa memandang perbedaan keyakinan,” kata Abdurrahman lagi.
Pihaknya juga mengajak seluruh masyarakat berpolitik dengan santun, dan tidak menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Sebaliknya, menggunakan isu agama untuk kepentingan politik hanya mencederai Pancasila dan menghambat kemajuan bangsa.
“Kalau ada yang menggunakan isu agama hanya demi kekuasaan, itu artinya kita mundur. Pilkada adalah ajang mencari pemimpin terbaik, bukan memecah belah umat,” tegas Abdurrahman.
“Jadi, karena ini Pilkada hanya sebentar sebagai upaya mencari pemimpin terbaik, jangan dipakai sebagai ajang memecah belah umat. Bangsa kita sebagai warisan pahlawan, harus kita ugemi,” pungkasnya. (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com