palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Saat di akhirat nanti, manusia akan diuji dengan melewati jembatan Shiratal Mustaqim. Mereka yang berhasil melewati jembatan tersebut akan berjalan lurus masuk surga, sementara mereka yang terpeleset akan jatuh ke dalam neraka.
Berdasarkan Syaikh Abdul Aziz Marzuq Ath-Tharifi dalam ‘Al-Khurasaniyyah Fi Syarhi ‘Aqidah Ar-Raziyyaini’ (Ashli As-Sunnah Wa I’tiqad Ad-Din) mengatakan bahwa Siratal Mustaqim adalah jembatan yang dibentangkan di atas Jahannam, atau yang lebih dikenal dengan Al-Jisr.
Dari Abu Sa’id bertanya tentang Al-Jisr (jembatan), dan Rasulullah SAW menjawab, “Tempat yang licin hingga mudah terpeleset,” (HR Bukhari dan Muslim).
Disebutkan pula bahwa tak ada jalan lain menuju surga kecuali melewati jembatan tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 71 yang berbunyi,
وَاِنْ مِّنْكُمْ اِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ ٧١
Artinya: “Tidak ada seorang pun di antaramu yang tidak melewatinya (sirat di atas neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan,” (QS Maryam: 71).
Dari Abu Hurairah RA ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Shiratal Mustaqim akan dibentangkan di atas Jahannam. Dan aku bersama umatku merupakan orang pertama yang melewatinya. Tiada yang berkata-kata ketika itu, kecuali para rasul. Doa yang dipanjatkan para rasul ketika itu adalah ‘Allahumma Sallim Sallim (Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah)’.
Rasulullah SAW juga menjelaskan kepada umatnya tentang As-Sa’dan yang merupakan tongkat-tongkat dari besi bagaikan duri di Neraka Jahannam.
Rasulullah SAW bersabda, ‘Tongkat-tongkat dari besi itu bagaikan duri As-Sa’dan (alang-alang). Hanya saja, tiada yang mengetahui sejauh mana ketebalannya kecuali Allah, yang menyambar orang-orang berdasarkan amal-amal mereka. Di antara mereka terdapat orang beriman yang teguh dengan amalnya, atau binasa karena amalnya (yang buruk), atau diikat dengan amalnya, dan ada pula yang dipotong dagingnya atau diseberangkan (sehingga selamat),” (HR Bukhari dan Muslim dalam Shahih-nya).
Dilansir dari NU Online, berikut ini doa yang bisa diamalkan sehari-hari agar nantinya dilancarkan dan diselamatkan oleh Allah SWT saat berjalan di atas sirath. Doa ini bisa dibaca setiap selesai salat fardhu.
Doa dilancarkan melewati jembatan Shiratal Mustaqim
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِلَهًا وَاحِدًا وَرَبًّا شَاهِدًا لَا مَعْبُوْدَ سِوَاهُ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ
Asyhadu an lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū ilāhan wāhidan, wa rabban syāhidan, lā ma‘būda siwāhu, wa nahnu lahū muslimūn
Artinya, “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah yang esa. Tiada sekutu bagi-Nya sebagai Tuhan yang esa dan Tuhan yang menyaksikan. Tiada zat yang (patut) disembah selain-Nya. Kami tunduk kepada-Nya.” (*)
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com