Dispertan Pati Coba Kembangkan Inovasi TSS untuk Petani Bawang Merah 

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati mencoba mengembangkan inovasi TSS (True Shallot Seed) untuk petani bawang merah di Bumi Mina Tani. Metode tersebut diketahui dapat memangkas biaya pembelian bibit.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan (TPHBun) Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, Sugiharto mengatakan bahwa inovasi TSS ini hanya berpola pada pembudidayaan pribadi dengan menggunakan sistem biji semai.

“Tetapi kita coba kembangkan dan dorong untuk mencoba TSS karena apa, kalau umbi itu kan walaupun ada kelebihan tapi juga ada kekurangannya. Kekurangannya apa? Butuh banyak, biayanya tambah. Terus biasanya juga fluktuatif,” ujar Sugiharto.

Disebutkan Sugiharto bahwa tumbuhan bawang merah dengan inovasi TSS ini lebih tahan terhadap penyakit bawaan bawang merah dibandingkan dengan umbi.

“Kalau TSS ini relatif tahan terhadap penyakit, penyakit-penyakit bawaan yang dibawa oleh umbi katakanlah bakteri, jamur,” tambahnya.

Dijelaskan Sugiharto, bahwa petani bawang merah Pati hanya membutuhkan persemaian benih bawang merah 3 sampai 5 kilogram per hektar kalau menggunakan inovasi TSS.

Sebaliknya, kalau petani menggunakan benih umbi bawang merah petani bisa menggunakan 1 sampai 1,5 ton umbi per hektar.

“Kalau TSS ini harus dilakukan persemaian karena kecil-kecil harus ada persemaian sendiri menunggu baru bisa ditanam. Keunggulannya, kalau TSS ini, 3 sampai 5 kilo saja per hektar, kalau umbi bisa sampai 1 ton sampai 1 ton setengah,” tutupnya. (*)