Ratusan Warga Tluwah Juwana Diduga Keracunan Makanan Acara Hajatan

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pesta membawa lara terjadi di Desa Tluwah, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Ratusan warga diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam acara hajatan.

Mereka mengalami mual, diare, pusing, hingga demam tinggi usai menyantap makanan berupa lontong, sambal goreng, dan aneka lauk pauk.

Sukar, salah satu warga Tluwah yang diduga mengalami keracunan mengungkapkan bahwa tubuhnya tidak enak setelah makan lontong. Bahkan istri dan anaknya merasakan diare, mual, dan demam.

“Itu makanan saya bungkus lalu makan di rumah. Saya makan ya enak-enak saja. Isinya lontong, kuah, sambal goreng tahu, serta potongan daging dan kulit ayam. Saya cuma makan tiga potong. Sisanya dimakan anak dan istri saya, semuanya jadi sakit,” ujarnya usai memeriksakan diri di Posko Kesehatan Darurat di Balai Desa Tluwah, Rabu (25/12).

“Saya sampai tujuh kali buang air besar. Badan juga panas, kepala pusing keliyengan. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan, walaupun belum pulih 100 persen,” ungkap dia.

Berdasarkan keterangan Kasi Kesejahteraan Desa Tluwah, Dewi Riyani, terdapat 138 warga yang mengalami gejala keracunan makanan. Delapan orang di antaranya dirawat inap di RS Budi Agung Juwana, 18 di Puskesmas Juwana, 2 di RSUD RAA Soewondo, 4 di RS Mitra Bangsa, dan 2 di Puskesmas Jakenan.

“Kemudian 97 orang berobat di Pos Kesehatan Darurat yang kami buka sejak tadi malam. Selain itu kami juga berkeliling mengecek kondisi warga di rumah mereka,” kata dia.

“Akhirnya saya sweeping ke desa. Ternyata banyak warga yang mengalami kondisi sama. Menggigil, demam, muntah-muntah. Banyak yang belum berobat. Akhirnya kami kerjasama dengan Puskesmas, semua bidan dikerahkan untuk membantu,” jelas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati Aviani Tritanti Venusia mengungkapkan bahwa Puskesmas Juwana langsung bertindak cepat dengan membuka posko kesehatan bagi warga yang mengalami keracunan.

“Kami memberikan pengobatan untuk masyarakat terdampak. Yang gejalanya ringan cukup rawat jalan. Adapun yang gejala berat, misalnya diare sampai dehidrasi, kami beri rujukan ke beberapa rumah sakit terdekat,” ujar Aviani.

“Kami ambil sampel makanan dan kami kirim ke laboratorium di Semarang untuk dicek apakah memang makanan ini menjadi penyebab keracunan. Kami masih menunggu 3 hari sampai satu minggu untuk mengetahui hasilnya. Semoga nanti tidak bertambah lagi (korbannya),” tandas dia. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati