Penyerapan Beras di Jawa Tengah Bakal Naik 3,5 Lipat

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Penyerapan beras dan gabah dari petani lokal oleh Bulog bakal mengalami kenaikan 3,5 lipat di wilayah Jawa Tengah.

Hal ini berkenaan dengan kebijakan pemerintah yang ingin menghentikan impor beras pada 2025 ini.

Meskipun impor dihentikan, menurut Sopran Kenedi, pimpinan wilayah Bulog Jateng mengungkapkan bahwa stok beras di Jawa Tengah aman hingga April 2025.

“Ya kita ditargetkan 3,5 juta ton seluruh Indonesia, khusus di Jateng 350 ribu ton penyerapan, nanti ada penyerapan dalam bentuk gabah dan di daerah-daerah yang belum ada serapan. Naiknya jauh, 3,5 kali lipat. Insyaallah saya yakin bisa karena Kementan juga lagi menaikkan proses produksinya ada penambahan area tanam,” ujar Sopran di kantor Wilayah Bulog Jawa Tengah usai penandatanganan perjanjian kerja sama dengan PT SRC Indonesia Sembilan, dikutip dari Detik News pada Rabu (8/1/2025).

Hasil gabah dari Jawa Tengah nantinya akan diprioritaskan atau ditujukan untuk warga wilayah Jateng dan Jogja.

“Artinya prioritas yang dikelola Bulog Jateng ini diprioritaskan untuk penyaluran di wilayah Jawa Tengah dan beberapa akan kita suplai untuk kebutuhan di DIY karena wilayah Banyumas, Magelang ikut DIY. Kalau ada kelebihan penyerapan produksi, akan kita sebarkan ke wilayah lain yang defisit. Jadi Jateng jadi supplay chain,” kata Sopran.

Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita mengatakan pemerintah dan Bulog akan menyerap produk dari petani.

“Sebanyak apa pun sesuai kebutuhan stok cadangan beras pemerintah dan kapasitas Bulog, dan kapasitas penjualan, kita serap. Kalau impor itu sebenarnya buat cadangan ya,” kata Febby.

Ia menyebut produk Bulog yang dijual akan dikerjasamakan dengan pedagang.

“Jadi kalau untuk program-program seperti ini sebenarnya dari dulu juga Bulog itu mengutamakan adalah produksi dalam negeri. Cadangan itu kan sebenarnya dikeluarkan juga ada aturannya, nggak sembarangan dikeluarkan ya,” tegas Febby.

“Pokoknya sesuai yang diperintahkan regulator Bapanas, stoknya di atas 1,2 juta ton sampai 2 juta ton, itu cukup,” ujar dia. (*)