Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati menyebut nilai ekspor dalam tren meningkat. Dimana, realisasi ekspor dua tahun belakangan ini mengalami kenaikan.
Kepala Disdagperin Kabupaten Pati, Hadi Santosa mengungkapkan bahwa pada 2023 nilai ekspor mencapai Rp 1,909 triliunan. Sedangkan di 2024 meningkat, senilai Rp 2,403 trilun.
Menurutnya, tren ekspor naik dikarenakan beberapa produk Industri Kecil dan Menengah(IKM) seperti olahan laut dan mebel sudah diekspor.
“Komoditas yang ekspor didominasi oleh produk hasil perikanan dan sarang wallet,” kata Hadi belum lama ini.
Selain komoditas tersebut, petai juga menjadi komoditas pangsa ekspor. Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak tahu mengenai hal itu.
“Memang tanaman petai banyak dijumpai di daerah pegunungan. Di sisi lain, banyak masyarakat yang tidak tahu,” jelasnya.
Ia menyebutkan, jumlah pelaku IKM di Pati mencapai sekitar 1.000 orang. Produk yang dihasilkan beragam, mulai dari makanan ringan hingga barang seperti mebel.
”Jadi kami sangat mendukung usaha para pelaku usaha ini untuk menjadi eksportir, melalui kegiatan pelatihan, serta pengiriman peserta pelatihan,” tandasnya.
Terpisah, pengrajin tas Syahrial Aman mengungkapkan tas anyaman buatannya kini telah menembus pasar internasional. Awalnya, ia hanya berfokus pada pasar lokal.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia mulai memperluas jangkauan hingga ke negara-negara seperti Jepang, Belgia, Australia, Singapura, dan Inggris. Rahasianya adalah rutin mengikuti pelatihan dan acara bisnis di kota-kota besar.
“Jaringan bisnis saya terbentuk melalui relasi yang dibangun dalam berbagai acara. Modal usaha pun sering kali berasal dari kemenangan di berbagai ajang atau pameran, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” paparnya. (*)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com