palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Menurut suatu hadist, terdapat jenis perbuatan maksiat yang menghapus kebaikan setinggi gunung. Jenis perbuatan tersebut adalah bermaksiat yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Dari Tsauban, dari Nabi SAW, “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran,” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullah SAW bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah,” (HR. Ibnu Majah).
Lantas, apa yang dimaksud maksiat sembunyi-sembunyi ini dan mengapa diganjar dosa yang besar? Simak penjelasan berikut ini!
Mengapa maksiat sembunyi-sembunyi diganjar dosa besar?
Maksiat sembunyi-sembunyi merupakan perbuatan yang melenceng dari jalan Allah SWT dan dilakukan saat tak ada orang di sekitar, namun melalaikan bahwa Allah SWT senantiasa membersamai hamba-Nya setiap waktu.
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan,” (QS. An-Nisa’: 108).
Dilansir dari laman Rumaysho, orang yang bermaksiat sembunyi-sembunyi menunjukkan orang yang munafik, walaupun kemunafikan yang ia perbuat adalah kemunafikan dari sisi amal. Maksiat yang orang salih terjang tersebut adalah tanda hilangnya ketakwaan dan rasa takutnya pada Allah.
Ibnu Hajar Al-Haitami mengatakan dalam Az-Zawajir ‘an Iqtiraf Al-Kabair mengenai dosa besar;
“Termasuk dosa besar adalah dosa yang dilakukan oleh orang yang menampakkan keshalihan, lantas ia menerjang larangan Allah. Walau dosa yang diterjang adalah dosa kecil dan dilakukan di kesepian.”
Selain itu, sendirian dalam maksiat pada Allah juga bisa diartikan bahwa maksiat tersebut dilakukan dengan orang-orang yang setipe dengannya saat ada kesempatan baginya untuk melanggar ketentuan Allah. Selain itu, maksiat sembunyi-sembunyi juga bisa menghalalkan dosa atau menganggap remeh dosa tersebut. (*)

Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com