Di Balik Citra Negatif Gunung Kemukus Ada Kisah Pangeran Samudro

Sragen, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen. Gunung ini sering dijadikan ritual seks untuk pesugihan.

Penanggung Jawab Gunung Kemukus, Wijanto menjelaskan jika ada masyarakat yang salah tafsir.

“Ada pepatah dari bahasa Jawa mengatakan ‘sopo sing pengin urip mulyo moko kowe ziarah makan Samudro koyo-koyo nekani demenen’ itu kan artinya ‘siapa yang mau hidup sukses, maka ziarahlah ke makam Pangeran Samudro seperti kamu mendatangi kekasihmu’. Tadi dari situ disalahartikan,” kata Wijanto saat ditemui di kantornya, Jumat (14/3/2025).

Ternyata di balik itu, ada sejarah adanya makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan yang dikabarkan berselingkuh.

Berdasarkan Sejarah, diceritakan bahwa Pangeran Samudro merupakan anak dari Brawijaya V, yang disebut-sebut raja terakhir Majapahit, yang menyebarkan agama Islam di daerah Karanganyar. Saat ingin kembali ke Demak, sang Pangeran pun jatuh sakit.

“Dulu salah satu ajudannya gitu ya, ada yang menemani Pangeran Samudro dan ada juga yang tetap kembali ke Demak. Saat memberi tahu, Dewi Ontwulan mendengar kabar tersebut dan menyusul ke Gunung Kemukus,” ungkapnya.

Dewi Ontrowulan pun mencari keberadaan sang anak, hingga akhirnya menemukan petunjuk keberadaan makam Pangeran Samudro.

“Setelah mengetahui lokasi, Dewi Ontrowulan bersuci di Sendang yang tak jauh dari makan Pangeran Samudro. Lalu Dewi Ontrowulan datang, namun setelah itu hilang. Namun di makam itu dinamai makam Pangeran Samudro dan Dewi Ontrawulan,” bebernya.

Isu yang menyebut Pangeran Samudro berselingkuh dengan ibu tirinya disebut menjadi citra negative akan Gunung Kemukus.

“Informasi yang berkembang kalau kamu ziarah di sini melakukan hubungan (seks) dengan orang lain, tujuan kamu bisa dikabulkan. Ada yang begitu dan terkabul, dari hal itu otomatis dari getuk tular (kabar dari mulut ke mulut), itulah yang promosi negatif,” jelasnya.

“Sebagian kecil masih ada yang percaya,” beber dia. (*)