palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Itikaf merupakan salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dikerjakan di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Amalan ini dilakukan untuk meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT, sekaligus mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
Rasulullah SAW bersabda “Siapa yang ingin beri’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir,” (HR Ibnu Hibban).
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW menganjurkan mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, “Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Lantas, apa yang disebut dengan itikaf? Penjelasan lebih lengkapnya, simak artikel berikut ini!
Apa itu itikaf?
Secara bahasa, itikaf berasal dari kata ‘akafa-ya’kifu-ukufan’, yang dikaitkan dengan kalimat ‘an al-amr’ menjadi ‘akafahu an al-amr’ yang berarti ‘mencegah’. Sementara, jika dikaitkan dengan kata ‘ala’ menjadi ‘akafa ‘ala al-amr’ artinya ‘menetapi’.
Itakafa-ya’takifu-i’tikafan kemudian dimaknai dengan ‘tetap tinggal pada suatu tempat’, sementara ‘I’takafa fi al-masjid’ berarti ‘tetap tinggal atau diam di masjid/berdiam diri di masjid. Dengan demikian, itikaf dilakukan dengan mengerjakan ibadah-ibadah yang umum dilakukan di masjid.
Hukum melakukan itikaf adalah sunnah, tetapi hukumnya bisa berubah menjadi wajib, makruh, bahkan haram bergantung pada kondisinya. Hukum itikaf jadi wajib apabila dinadzarkan, haram jika dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin, makruh jika dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah meski disertai izin.
Itikaf dianjurkan dilakukan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, khususnya bagi umat muslim yang ingin menggapai keutamaan Lailatul Qadar Ini sebagaimana dalam hadits dari Aisyah ra, istri Nabi Muhammad SAW.
Dari Aisyah ra, “Sesungguhnya Nabi s.a.w. melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau,” (Hadist Shahih, riwayat al-Bukhari: 1886 dan Muslim: 2006). (*)

Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com