Bullying PPDS di Bandung, Disuruh Bayar untuk Clubbing

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dugaan perundungan kembali terjadi pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Baru-baru ini terdapat dua kasus yang terungkap dalam rapat kerja bersama  Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Komisi IX DPR RI.

Kasus pembullyan ini diungkap oleh anggota Komisi IX DPR RI Surya Utama alias Uya Kuya. Yang pertama terkait dengan salah satu kasus mantan dokter PPDS bernama Wildan Ahmad Furqon.

“Kasus pertama ada Wildan Ahmad Furqon mantan dokter PPDS di Bandung RSHS yang keluar, sampai keluar dari dr spesialis ortopedi karena mengalami perundungan fisik,” kata Uya Kuya dalam rapat tersebut, seperti dilihat detikcom di YouTube Komisi IX DPR, dikutip dari Detik News pada Jumat (2/5/2025).

Wildan setiap malam disiksa dengan cara diminta berdiri dengan satu kaki, push up, hingga mengangkat kursi lipat. Bahkan korban juga diminta untuk membayarkan service mobil dan membayarkan clubbing.

“Tiap malam harus berdiri dengan satu kaki sampai 3 jam, disuruh push up, jalan jongkok, merangkak, terus dia harus angkat kursi lipat yang ada mejanya selama 1 jam, disuruh bayarin servis mobil senior, disuruh bayarin clubbing,” kata dia.

Uya menyebut jika Wildan harus mengeluarkan uang Rp500 juta dalam 3 semester. Wildan sempat dipukuli karena pulang menemani istrinya yang melahirkan.

“Biaya entertain yang dikeluarkan dari seorang Wildan sampai Rp 500 juta untuk 3 semester. Dan semester 1 dia harus menyediakan seperti tas Doraemon yang isinya bisa sampai 20 biji untuk kebutuhan senior,” beber dia.

“Dan intinya adalah karena dia sempat pulang karena harus istrinya melahirkan, dia sampai dihukum satu bulan nginep di RS nggak boleh ke mana-mana, dan sampai RS didorong, ditampar, dipukul, dan setelah speak up sampai sekarang malah dia nggak ada tindak lanjut dari RS dan kampus untuk selesaikan masalah,” lanjut Uya Kuya.

Uya Kuya menjelaskan kasus PPDS juga ditemukan pada kampus ternama di Yogyakarta, UGM.

“Masalah kedua untuk di UGM yaitu PPDS Ortopedi, dr Marcel yang saat itu dia alami hal yang sama, kurang lebih ada yang namanya parade setiap malam. Di situ ada penghakiman seperti push up, sit up, dilemparin botol, dipukul, ditampar, sampai dipersekusi di ruangan sempit dipukuli beramai-ramai atas perintah kepala senior resident,” tutur dia.

Korban harus menanggung biaya kebutuhan para dokter dan disuruh untuk menyiapkan mobil-mobil setara dengan Innova.

“Dan pernah juga dia yang memukuli adalah yang sekarang mantu dari rektor, dan ini dokter Marcel sudah pernah speakup di tempat saya juga, dan dia juga bilang suka disuruh menyiapkan mobil setara Innova cuma untuk jemput dr dr spesialisnya, dan di dalam mobil itu harus ada makanan dan semua kebutuhan makan senior harus dipenuhi. Dan sampai dr Marcel dia harus keluar juga dari pendidikannya,” kata dia. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati