Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati diminta untuk tanggap terhadap penanganan banjir. Salah satu tujuan tersebut untuk mengurangi risiko gagal panen padi.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Ali Badruddin menyampaikan penangan banjir bisa melalui pembuatan waduk di daerah rawan terjadinya banjir serta sodetan sungai.
Di samping dapat mengurangi risiko banjir, pembuatan waduk akan bermanfaat menampung air sehingga bisa dipergunakan untuk pengairan sawah.
“Mudah-mudahan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan yang bisa mengurangi maupun antisipasi banjir baik pembuatan waduk maupun sodetan sungai,” ujar Ali Badruddin.
Disamping itu, Bupati Pati Sudewo dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2025-2029 dan RKPD Kabupaten Pati Tahun 2026 di pendopo Kabupaten Pati beberapa hari lalu menyampaikan bahwa banjir di Bumi Mina Tani memang membutuhkan penanganan serius.
Akibat banjir, tambah dia pada akhirnya mengganggu produksi pertanian sehingga hasilnya tidak maksimal.
“Laporan dari camat batangan ada banjir, ada longsor, ada jebol tanggul di mana-mana, Kecamatan Jakenan. Mengapa terjadi banjir yang akhirnya mengganggu produksi pertanian,” jelas Sudewo.
Menurut dia, penanganan banjir di Pati membutuhkan normalisasi sungai yang rutin. Upaya itu, jelas dia akan meminimalisir terjadinya besarnya banjir.
“Karena memang dari sekian tahun tidak pernah dilakukan normalisasi sungai, tidak pernah dilakukan pengerukan sungai,” sambungnya.
Selama ini pengerukan sungai, ujar dia telah dilakukan oleh BBWS Pemali Juana dan Menteri PUPR. Pihaknya berkomitmen untuk mengurangi resiko banjir di Kabupaten Pati.
“Pengerukan sungai yang selama ini terjadi yang sudah berjalan adalah dari BBWS Pemali Juana dan dari Menteri PUPR seperti yang terjadi di Desa Baleadi, Wotan dan sekitarnya,” pungkasnya. (Adv)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com