Apa Itu Wukuf di Padang Arafah?

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Hari Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun Hijriah, atau pada tahun 2025 bertepatan pada tanggal 5 Juni mendatang. Di hari ini, jemaah Haji akan melaksanakan salah satu rukun, yakni wukuf.

Wukuf ini akan dilaksanakan di Padang Arafah yang terletak di sebelah tenggara Mekkah, Arab Saudi, sekitar 17-20 kilometer dari Masjidil Haram. Lantas, apa itu wukuf dalam pelaksanaan haji? Untuk penjelasan selengkapnya, simak artikel berikut ini!

Apa itu wukuf?

Berdasarkan laman UIN Alauddin Makassar, wukuf dilakukan di Padang Arafah. Tahapan ini merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Wukuf merupakan rukun haji, sehingga tanpa wukuf ibadah haji tidak sah.

Wukuf berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata ‘waqafa’ yang berarti berhenti. Sementara kata Arafah berarti naik-mengenali. Dengan demikian, Wukuf di Arafah diartikan sebagai momen meninggalkan aktivitas dunia sejenak untuk melakukan perenungan jati diri.

Melansir laman NU Online, Imam An-Nawawi dalam kitab yang ditulis khusus perihal haji dan umrah, Al-Idhah fi Manasikil Hajji, menyebutkan bahwa ada dua wajib wukuf yang harus diperhatikan oleh jamaah haji, yakni waktu dan syarat wukuf.

أحدهما كونه في وقته المحدود وهو من زوال الشمس يوم عرفة إلى طلوع الفجر ليلة العيد

Artinya: “Pertama, keadaan wukuf dilakukan pada waktunya yang telah ditentukan, yaitu sejak gelincir matahari (zuhur) hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai terbit fajar (Subuh) malam Idul Adha (10 Dzulhijjah),” (Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Haji pada Hasyiyah Ibni Hajar alal Idhah, [Beirut, Darul Fikr: tanpa tahun], halaman 147).

Adapun perihal waktu wukuf didasarkan pada hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami,

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَعْمَرَ قَالَ شَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَاهُ نَاسٌ فَسَأَلُوهُ عَنْ الْحَجِّ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجُّ عَرَفَةُ فَمَنْ أَدْرَكَ لَيْلَةَ عَرَفَةَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ مِنْ لَيْلَةِ جَمْعٍ فَقَدْ تَمَّ حَجُّهُ رواهأحمد وأبو داود والترمذى والنسائى وابن ماجه والحاكم والبيهقى والديلمى

Artinya: “Dari sahabat Abdurrahman bin Ya’mar ra, aku menyaksikan Rasulullah saw didatangi para sahabat. Mereka bertanya kepada perihal haji. Rasulullah saw menjawab, ‘Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha), maka sempurnalah hajinya,'” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan Ad-Dailami).

Imam An-Nawawi menambahkan, jemaah haji yang berada di Arafah pada rentang waktu wukuf yang telah dianggap telah melaksanakan ibadah haji. Sementara, jemaah haji yang tidak berada di Arafah pada rentang waktu tersebut luput dari wukuf, sekaligus luput dari ibadah hajinya.

Sementara itu, ahli ibadah adalah yang memenuhi syarat ibadah, yakni bukan orang yang pingsan atau gangguan jiwa. Meski demikian, jemaah haji di bawah umur atau jamaah haji yang tertidur di Arafah juga tetap dianggap sebagai ahli ibadah.

والثانى كونه أهلا للعبادة وسواء فيه الصبي والنائم وغيرهما

Artinya: “Kedua, jamaah haji tersebut merupakan ahli ibadah, baik itu anak-anak, orang tidur, maupun selain keduanya,” (Imam An-Nawawi, Al-Idhah: 147). (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati