palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Harga beras saat ini mengalami kenaikan. Perum Bulog pun diminta untuk menstabilkan harga beras dengan menyalurkan atau menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Dengan begitu, harga beras diharapkan bisa lebih terkendali.
Saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang diamankan Perum Bulog melimpah yaitu mencapai 4 juta ton. Sehingga bisa mendukung untuk penyaluran.
Dilansir dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Sabtu (31/5/2025) pukul 12.30 WIB, harga rata-rata beras premium dan medium dihargai Rp15.649 per kilogram dan Rp13.836 per kilogram di tingkat konsumen.
Secara nasional, harga eceran tertinggi (HET) beras medium dan beras premium masing-masing adalah Rp12.500 per kilogram dan Rp14.900 per kilogram di tingkat konsumen.
Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia Eliza Mardian menilai jika kenaikan harga beras terjadi karena dari sisi harga gabah juga mengalami kenaikan sehingga adanya penyesuaian harga beras.
Pemerintah pun bisa melakukan intervensi harga beras dengan melakukan operasi pasar.
“Dengan stok yang dimiliki pemerintah cukup bisa mempengaruhi harga dan minimal masyarakat memiliki opsi membeli beras dengan harga relatif murah,” jelasnya dilansir dari Bisnis.com.
Penyerapan hasil panen petani juga telah dimaksimalkan. Sehingga penyaluran beras perlu dilakukan agar beras tak menumpuk di gudang.
“Karena jika dibiarkan terlalu lama menumpuk akibat akibat optimal penyalurannya maka kualitas beras akan menurun, dan ini merugikan APBN,” jelasnya.
Ia menyebut jika harga beras banyak ditentukan swasta karena persediaan beras 90 persen dikuasi swasta.
“Tapi dengan operasi pasar oleh pemerintah setidaknya membantu masyarakat mendapatkan harga beras yang relatif terjangkau,” ujarnya. (*)

Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com