Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati menanggapi biaya operasional rumah susun yang terletak di Desa Bumirejo Kecamatan Juwana.
Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Pati, Joni Kurnianto menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterima biaya operasional rumah susun tersebut mencapai kurang lebih Rp300 hingga Rp400 juta.
Selain itu, biaya operasional juga tidak sebanding dengan pemasukan. Hal itu disebabkan tingkat hunian yang masih rendah.
“Tadi juga ada masukan dari teman-teman juga, jadi ternyata rumah susun itu untuk operasional sangat besar sekali Rp300 sampai Rp400 juta,” ujar Joni.
“Padahal pemasukan hanya Rp50 juta mungkin dari pemasukannya. Karena yang dihuni hanya 50-an tempat tinggal,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ditanya terkait rencana renovasi rumah susun, dia menjelaskan perlu di pertimbangkan kembali. Mengingat kondisi keuangan yang saat ini belum maksimal.
“Kalau renovasi bingung juga, renovasi tapi memberatkan dalam kondisi keuangan seperti ini, ini kita alihkan ke hal yang lebih penting lagi,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Pati, Abdul Qosim menjelaskan selama ini rumah susun yang ada di Juwana belum memenuhi target tempat yang dihuni. Menurut informasi dari UPTD rumah susun di Juwana terdapat kurang lebih 150 kamar yang dihuni ada sekitar 60 sampai 70 kamar.
“Dan kami juga ada rumah susun sewa yang ada di Juwana, itu hunian kita masih kurang memenuhi target,” ujarnya.
Pihaknya akan berupaya mengevaluasi rumah susun tersebut, sehingga di tahun yang akan datang lebih maksimal kembali.
“Mungkin kita akan kita evaluasi bisa digunakan seluruh Kabupaten Pati dan misalnya ada yang sangat-sangat membutuhkan kami sebenarnya menginginkan ada stimulus sewa, sehingga nanti secara administratif terpenuhi,” tutupnya. (Adv)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com