palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Pernahkah kamu merasa seseorang begitu cepat dikenal atau dipercaya di dunia kerja, padahal belum lama terjun di bidang itu? Atau melihat temanmu yang aktif di LinkedIn tiba-tiba dapat banyak tawaran kerja?
Nah, bisa jadi itu bukan semata-mata karena skill teknis mereka, tapi juga personal branding yang kuat.
Personal branding sebenarnya bukan sekadar “jualan diri” atau pamer pencapaian. Lebih dari itu, personal branding adalah tentang bagaimana kamu dikenal, apa nilai yang kamu bawa, dan bagaimana orang lain mengingat kamu dalam dunia profesional.
Bisa dibilang, personal branding adalah kesan yang tertinggal dari cara kamu bekerja, berkomunikasi, dan menunjukkan profesionalitas.
Dunia kerja bukan cuma perihal ijazah dan pengalaman kerja di Curriculum Vitae (CV), tetapi juga tentang bagaimana kamu “hadir” di ruang profesional, baik offline maupun online.
Menurut survei CareerBuilder tahun 2018, 70% perekrut mengaku mencari kandidat melalui media sosial sebelum menghubungi untuk wawancara. Bahkan, 43% di antaranya mengatakan bahwa mereka tidak akan memanggil kandidat jika profil digitalnya terlihat tidak profesional.
Tidak perlu menjadi extrovert atau influencer untuk menciptakan personal branding yang kuat, tapi konsistensimu dalam menunjukkan keahlian, nilai, dan cara kerja cukup bisa mewakili. Misalnya, ketika kamu dikenal sebagai orang yang teliti dan selalu on time, maka kolega atau atasan akan mempercayaimu untuk handle proyek-proyek penting.
Di sisi lain, personal branding juga membantumu bertahan dalam persaingan. Menurut Jeff Bezos, pendiri Amazon, “Your brand is what people say about you when you’re not in the room.”
Bayangkan ketika kamu memiliki reputasi sebagai orang yang reliable dengan semangat kerja tinggi, tentu peluangmu untuk direkomendasikan akan lebih besar dibanding yang biasa-biasa saja.
Tapi personal branding tetap membutuhkan kejujuran. Jangan sampai kamu membangun citra yang terlalu jauh dari siapa kamu sebenarnya. Tampilkan kelebihanmu secara autentik, dan jangan takut mengakui proses belajar atau kegagalan. (*)

Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com