Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Ratusan petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) memberikan ultimatum tegas kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati. Mereka mendesak agar tambang di kawasan Pegunungan Kendeng segera ditutup dalam waktu 14 hari.
Hal tersebut disampaikan dalam aksi teatrikal perjuangan petani dan doa bersama (burkohan) yang digelar pada Rabu (24/9/2025) atau bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional.
Para petani menilai, aktivitas tambang di Kendeng merusak lingkungan, mengancam lahan pertanian, terlebih belum memiliki kejelasan izin yang transparan.
Koordinator JMPPK, Gunretno, menyebut ada empat tambang yang dinyatakan berizin, namun hingga kini pihaknya tidak mendapat jawaban jelas dari dinas terkait.
“Sudah kami tanyakan sejauh mana izinnya kepada SDM, tapi belum ada jawaban jelas. Apa yang harus ditepati penambang pun belum terbukti dijalankan,” tegasnya.
Karena itu, JMPPK memberi batas waktu 14 hari kepada pejabat terkait untuk menutup tambang di wilayah Kendeng, khususnya di Kecamatan Sukolilo dan Kayen. Jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka menegaskan akan melakukan aksi lanjutan dengan skala lebih besar.
Selain persoalan tambang, para petani juga mengangkat isu lain, seperti perhutanan sosial yang belum tuntas dan konflik agraria di mana tanah milik warga masih dikuasai perusahaan. Namun, desakan penutupan tambang disebut sebagai tuntutan paling mendesak.
Aksi damai ini berlangsung tertib. Para petani berharap pemerintah tidak lagi abai terhadap nasib petani Kendeng yang selama ini menjadi garda terdepan menjaga kelestarian lingkungan. (*)

Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com