palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Lembaga Kesehatan Dunia PBB (WHO) memeringatkan seluruh negara di dunia untuk melakukan antisipasi pandemi berikutnya meski virus corona saat ini belum lenyap. Dunia kesehatan saat ini telah melakukan banyak kemajuan dengan teknologi yang canggih, namun acap kali lalai dengan sistem kesehatan masyarakat yang mendasar untuk menangani wabah penyakit menular.
Melansir cnnindonesia.com, Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani menyarankan sejumlah cara yang bisa dilakukan Indonesia untuk mengantisipasi pandemi berikutnya.
Baca juga: Tak Patuhi Protokol Kesehatan Saat Pilkada, Kemendagri : Tak Ada Toleransi
Menghadapi hal ini pemerintah dapat melakukan pengawasan sementara warga tetap melakukan pola hdup bersih dan sehat. Kedua hal tersebut penting dilakukan untuk mengantisipasi jikalau vaksin Covid-19 belum siap untuk digunakan secara massal pada awal 2021. Pasalnya, WHO sempat mengungkapkan pesimis aka nada vaksin hingga pertengahan 2021 mendatang.
Terpenting, bagaimana pemerintah memantau kesehatan di Indonesia secra rutin. Selain itu juga ksesadaran masyarakat dalam penerapan hidup bersih dan sehat untuk peningkatan kualitas kesehatan.
Baca juga: Masyarakat Sepelekan Protokol Kesehatan, Dewan Pati Minta Jalankan Patroli Rutin
Menurut Laura, langkah surveilans dilakukan dengan menggunakan testing, tracing dan isolasi. Kesehatan publik dari Covid-19 dapat dicapai dengan langkah pengawasan tersebut. Penegakkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) juga harus tetap dilakukan.
Selain itu, Ia mengungkapkan dunia harus menyiapkan diri ketika pandemi berikutnya tiba meski virus corona belum lenyap. Laura memastikan pandemi Covid-19 ini pasti bukan akhir dari pandemi.
Baca juga: Gejala Baru Covid-19 yang Mematikan, Waspada Happy Hypoxia
Kemudian, Laura mengatakan Indonesia harus memiliki kemandirian dalam penyediaan obat-obatan dan vaksin yang berbasis isolat indonesia. Hal itu didukung dengan meningkatkan kapasitas SDM dan SDA di Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dunia harus menyiapkan diri ketika pandemi berikutnya tiba meski virus corona belum lenyap.
Baca juga: Dewan Pati Siap Kawal Penyaluran Insentif Nakes yang Tangani Covid
Tak hanya itu, WHO juga tidak berharap adanya vaksinasi dalam skala luas hingga pertengahan 2021. Padahal Presiden Joko Widodo telah menargetkan vaksinasi massal pada awal 2021.
Sebelumnya, Ahli Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono mengatakan kesehatan publik menjadi indikator penting terkait kecepatan respons suatu negara terhadap pandemi Covid-19.
Baca juga: Dewan Pati Siap Kawal Penyaluran Insentif Nakes yang Tangani Covid
Kesehatan publik dari Covid-19 dapat dicapai dengan langkah pengawasan dengan menggunakan testing, tracing dan isolasi. Menurutnya masalah surveilans masih menjadi sebuah momok di Indonesia.
“Untuk menghadapi respons menular yang paling cepat di Kementerian Kesehatan adalah surveilans, testing lacak isolasi. Surveilans ini yang jadi masalah padahal testing penting untuk identifikasi orang yang membawa virus,” kata Pandu.
Pandu mengatakan beberapa negara seperti Selandia baru, Australia, Thailand, hingga Singapura telah melakukan proses surveilans dengan masif dan baik. Dengan menggunakan surveilans yang baik, pemerintah bisa mencegah atau menekan penularan Covid-19.
Baca juga:
- Jumlah Dokter Spesialis Paru di Indonesia Tak Cukup Tangani Kasus Covid-19
- Pemkab Pati Berencana Buat Laboratorium Covid-19
- Waspada Klaster Covid-19 di Perkantoran, Pemerintah Beri Batasan Jumlah Karyawan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur: Atik Zuliati
Redaksi palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com