Naikkan Populasi Itik, Dispertan Tingkatkan Manajemen Budidaya dari Hulu ke Hilir

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati berupaya meningkatkan manajemen budidaya ternak itik. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Data Peternakan Dispertan Kabupaten Pati, Dwi Lestari Ariyanti, Senin (31/5/2021).

Menurutnya, tugas Dispertan saat ini adalah menaikkan capaian populasi itik yang sempat tidak memenuhi target di tahun 2020.

Pihaknya mulai menggenjot upaya bimbingan teknis kepada peternak itik dalam memperbaiki manajemen pemeliharaan hewan dan pakan itik.

Baca juga: Hindari Pemborosan Pupuk, Dispertan Beri Materi PUTS dan PUP

Dispertan Kabupaten Pati menargetkan populasi itik mencapai 396.726 ekor pada 2020. Akan tetapi, kenyataan tidak berbanding lurus dengan target.

Pada 2020, Dispertan Kabupaten Pati hanya mampu menghasilkan populasi itik sebanyak 384.373 ekor. Sehingga jumlah tersebut tidak sampai memenuhi target dari Bidang Peternakan Dispertan Kabupaten Pati.

Dwi mengungkapkan, tidak tercapainya target tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, menurunnya penjualan Day Old Duck (DOD) sebab peternak tidak dapat menjualkan ke beberapa kota karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Alhasil, berdampak pada penurunan permintaan itik yang drastis.

“Karena akibat pandemi Covid-19, menyebabkan pembatasan akses penjualan itik maupun telurnya yang mengakibatkan peternak sepi pembeli. Alhasil harga dinaikkan,” ujarnya.

Baca juga: Kurangi Penggunaan Pupuk Kimia, Dispertan Latih Petani Olah Bahan Organik

Ia menyebutkan, sebagian besar produk andalan peternakan itik di Kabupaten Pati adalah telur asin. Karena permintaan telur asin di beberapa tempat kuliner menurun menyebabkan peternak itik rugi sehingga memangkas produksi telur itik.

Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi menurunnya produksi populasi itik adalah kesehatan yang menurun. Hal tersebut disebabkan karena adanya penurunan grade pakan, seperti penurunan grade pakan bekatul. Kondisi ini berdampak pada nafsu makan itik yang berkurang sehingga secara otomatis mengurangi fed intake.

“Biarpun harganya naik, tetapi pakan jangan sampai kualitasnya turun. Kalau turun akhirnya kebutuhan hidup mereka terganggu. Dampaknya produksi telur drop atau bahkan kematian,” ungkap Dwi.

Ia berharap dengan adanya efisensi pemeliharaan, peternak itik dan Dispertan mampu memenuhi sasaran target 2021.

Perlu diketahui, komoditas itik merupakan salah satu dari tiga komoditas unggulan ternak di Kabupaten Pati selain sapi potong dan kambing. Dispertan Kabupaten Pati menargetkan populasi itik dapat mencapai 310.382 ekor di 2021. (Adv)

Baca juga: 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati