Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Anjloknya harga telur beberapa pekan juga dirasakan oleh Kabupaten Rembang. Terpantau minggu ini, harga telur berada di angka Rp15.500 per kilogram. Sementara harga jagung yang merupakan bahan baku utama pakan ayam melambung hingga Rp5.200 per kilogram.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dintanpan), Agus Iwan Haswanto menerangkan, komposisi pakan ternak ayam petelur adalah 50 persen jagung, 35 persen konsentrat dan 15 persen bekatul. Tingginya harga jagung membuat para peternak tak bisa menutup ongkos produksi.
“Sementara ini harga jagung tinggi, jagung berair 14 sampai 15 (persen) masih Rp5.200 per kilogram. Telur itu paling tidak Rp20.200 bisa untung untuk menutup biaya produksi. Kalau dihitung saat ini peternak hanya bisa untung Rp5.000 setiap memproduksi per kilo telur sebenarnya agak kasihan,” ungkap Agus kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat ditemui di kantornya.
Untuk menanggulangi membengkaknya ongkos produksi para peternak, Kabupaten Rembang telah menggandeng Perum Bulog untuk mendapatkan jagung berkadar air 14 persen dengan harga acuan Rp4.500 perkilogram.
Jagung akan disalurkan Bulog melalui paguyuban peternak Jawa Tengah, kemudian disalurkan ke peternak-peternak kecil Rembang yang ditunjuk oleh Dinas Pertanian.
Terang Agus, saat ini permohonan kebutuhan jagung di Rembang telah disetorkan ke pihak Perum Bulog, ia berharap dalam waktu dekat penyalurannya bisa direalisasikan.
“Nanti Bulog berkoordinasi dengan paguyuban Jawa Tengah. Kemarin ada kuota 1.000 ton tapi diserap kendal dan Surakarta, aturannya mengumpulkan dulu ke sana tonasenya baru disalurkan,” imbuhnya.
Agus menerangkan, naiknya harga jagung disebabkan karena keran impor jagung ke Indonesia ditutup pemerintah. sementara produksi jagung dalam negeri tak mampu mencukupi kebutuhan lokal.
Sementara itu para pengepul jagung lebih suka menjual jagungnya ke pemilik pabrik pakan ayam karena dibeli dengan harga yang tinggi. Kondisi ini membuat para peternak kecil sulit mendapat pasokan jagung.
“Penyerapan pabrikan pakannya terlalu tinggi. Bulog akan meng-cut beberapa pedagang besar untuk memenuhi kebutuhan peternak kecil lewat Bulog. Misal 50 persen ke pabrik 50 persen ke Bulog, karena kalau tidak begitu peternak mandiri tidak mampu bertahan,” tandas Agus. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati