Rembang, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Perpustakaan kecil ‘Dapur Baca’ yang berada di Desa Trembes, Gunem, Rembang menjadi wadah bagi anak-anak untuk menyalurkan kreativitas dan aktivitas.
Perpustakaan yang didirikan oleh Andi Kusmen itu juga digunakan sebagai tempat melaksanakan kegiatan belajar serta diskusi.
Dapur Baca berdiri di rumah pribadi Andi dan dikelola oleh keluarganya. Ia mengatakan ada enam anggota keluarga yang mengelola dan terlibat dalam pengelolaan perpustakaan kecilnya.
Nama Dapur Baca digunakan oleh Andi karena dulunya ruangan tersebut sempat dipakai untuk dapur oleh ibunya. Namun karena dibongkar, Andi kemudian memanfaatkan lahannya sebagai taman baca yang dapat diakses masyarakat sekitar.
“Saya ingin sesuatu yang berbeda. Biasanya untuk perpustakaan kan letaknya di depan. Ini karena ada di belakang, ini saya namai Dapur Baca,” jelasnya.
Baca juga: Dorong Kegemaran Membaca dengan Gerobak Baca
Tak hanya itu, rupanya ada filosofi tersendiri dibalik Dapur Baca. Bagi Andi, dapur merupakan tempat untuk mengolah sesuatu. Ia berharap tempat ini bisa menjadi ruang berkarya, yang tak melulu harus baca buku. Beberapa waktu lalu di tempat ini juga sempat dijadikan tempat produksi film komedi.
“Saya kalau desain baju juga di sini. Kemarin ada pinjam novel kemudian dijadikan sinopsis. Diolah juga di sini imbuhnya. Siapapun boleh berkarya di sini,” tegasnya.
Berkerasi dari Dapur Baca mengusung konsep belajar bersama dan menyatukan ide. Seperti ketika ada seorang pelajar yang berminat pada fotografi. Andi sangat terbuka terhadap ide-ide yang ingin disampaikan. Selain itu ia memang menyasar remaja dan anak-anak untuk masuk ke dapur baca.
Sedangkan koleksi buku di Dapur Baca pun juga disesuaikan. Ada rak untuk komik. Biasanya ada anak-anak SD atau taman kanak-kanak yang antusias melihat kartun di tempat ini. Untuk remaja juga disuguhi bacaan yang sesuai. Biasanya novel, dengan total koleksinya ada 200-an buku.
Baca juga: 3 Komik Online Karya Anak Lokal yang Wajib Dibaca
Sistem peminjaman buku juga dibebaskan. Tak ada jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk melatih tanggung jawab anak. Kalaupun ada yang lama balik, cukup ditanyakan.
Andi mengaku terbuka apabila ada yang ingin berdonasi buku. Sudah ada beberapa donatur yang masuk. Rencananya ia akan membuka semacam les bagi anak-anak yang ingin belajar membaca. Secara sukarela.
“Kan sekarang trennya semacam tiktok dan lain-lain itu saya ikuti,” tuturnya.
Di dapur baca, Andi berperan sebagai pengarah. Dia sudah melihat antusias anak-anak didesanya terhadap literasi yang cukup baik. Untuk itulah, adanya Dapur Baca diharapkan bisa memupuk minat-minat itu.
“Di sini juga ada diskusi tentang desain. Siapa tahu, kedepan ada anak-anak yang berminat dengan bidang itu. Biasanya kalau malam minggu sekitar enam yang datang,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Pustakawan Rindukan Ramainya Perpustakaan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS