Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Batik merupakan karya seni nusantara yang telah mendunia. Ninuk (57) salah seorang pengusaha Batik Bakaran yang ada di Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana, Jawa Tengah yang sudah turun temurun merintis usahanya mulai dari tahun 2000 hingga sekarang.
Batik ini mampu menarik perhatian para pecinta batik, karena memiliki motif yang khas dan berbeda dengan batik yang lain.
Ninuk mengungkapkan, adapun beberapa motif batik yang diperkenalkan seperti Padas Gempal, Sido Mukti, Satrio, Danliris, Sekar Baru, Blarak Sineret, hingga Daun Irengan.
“Motifnya banyak ini mbak, tergantung pelanggannya pesan dan mau minta motif yang seperti apa nanti baru kita buatkan,” ujarnya saat ditemui palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com, Kamis (15/9/2022).
Ninuk mengatakan sudah memiliki banyak pelanggan di berbagai daerah. Pelanggannya berasal dari luar kota maupun di daerah lokal sendiri seperti Trangkil, Juwana, Rembang, Pati, Lasem. Ada pelanggan khusus yang setiap bulan mengambil pesanan.
“Alhamdulillah pelanggan banyak mbak kita, bakulan terus pada ambil ke sini. Tidak apa-apa untung sedikit, yang penting lancar penjualannya,” ucapnya.
Ia mengatakan dalam sehari bisa memproduksi sekitar 50 buah batik, dengan jumlah sekitar 20 karyawan.
Dampak penjualan batik setelah adanya pandemi sangat berpengaruh, sebelum ada Covid-19 penjualan per bulan bisa mencapai 500 biji. Tetapi setelah adanya Covid-19 penjualnya berkurang menjadi 300 biji dalam satu bulan.
“Tapi Alhamdulillah kalau selesai Covid, berlanjut lagi. Laku lagi seperti biasa mbak ini,” kata dia.
Pemasarannya dijual ke berbagai pelanggan-pelanggan, misalnya pelanggan memesan dalam jumlah besar, disuruh membuatkan batik motif sesuai permintaan pelanggan. Selain itu juga dijual secara online dan ditaruh di toko.
“Kalau ada orang beli banyak, ya dilayani banyak. Kalau ada orang beli satu hari misalnya ada yang minat 4 biji, ya dikasih 4 biji. Ada batik 50 yang seperti ini kalau ada ya di kasih 50, tinggal pembeli yang cari minta batik seperti apa ya diberi,” pungkasnya. (*)