Mitos-mitos yang Masih Dipercaya Masyarakat Jawa

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Budaya Jawa erat kaitannya dengan mitos dan kepercayaan. Menurut KBBI Mitos merupakan cerita bangsa dewa dan pahlawan zaman dulu. Namun, secara umum mitos diartikan dengan cerita yang diyakini oleh orang-orang dari zaman dulu dan diturunkan secara turun-menurun.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa mitos jawa yang masih banyak dipercaya.

Kupu-kupu masuk rumah

Mitos pertama adalah kedatangan kupu-kupu dalam rumah dipercayai akaa ada kunjungan tamu. Sebagian orang percaya kupu-kupu berwarna cerah mendatangkan berita baik, sementara kupu-kupu warna gelap mendatangkan kemalangan.

Kenyataannya, kupu-kupu menyukai tempat yang terang dan hangat. Sehingga, sudah menjadi hal yang wajar jika kupu-kupu kerap masuk rumah yang berpenghuni.

Burung gagak di atas rumah

Beberapa orang Jawa mempercayai bahwa kedatangan burung gagak hitam merupakan pertanda buruk, seperti bencana, kemalangan, sihir hingga kematian. Pada dasarnya, burung gagak seperti burung jenis lainnya yang terbang dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka merupakan makhluk yang cerdas dan mampu beradaptasi dengan perubahan dan lingkungan yang baru.

Kucing punya sembilan nyawa

Beberapa orang mempercayai bahwa kucing memiliki sembilan nyawa, sehingga kehadirannya pun dianggap istimewa. Sebaliknya, kucing hitam sering kali dikaitkan dengan ilmu hitam sampai dengan kemalangan.
Faktanya, kucing memang memiliki kerangka tubuh yang luar biasa sehingga memiliki ketangkasan dan fleksibilitas yang baik. Kucing mungkin tidak cedera parah saat meloncat dari ketinggian karena memiliki organ tubuh yang mendukungnya untuk mendarat dengan selamat.

Duduk di depan pintu

Orang-orang Jawa percaya bahwa seorang gadis yang senang duduk di depan pintu dapat sulit mendapatkan jodoh. Jika disimpulkan, itu merupakan nasehat orang zaman dulu untuk mengajarkan sopan santun agar tidak menghalangi jalan orang yang keluar atau masuk.

Duduk di atas bantal

Orang zaman dulu akan melarang anak-anaknya duduk di atas bantal karena khawatir akan bisulan. Itu hanya merupakan nasehat untuk mengajarkan anak-anaknya agar duduk dengan sopan.

Keluar saat Magrib

Orang zaman dulu melarang untuk keluar saat petang karena dapat diculik oleh makhluk gaib. Secara ilmiah, waktu menjelang Maghrib adalah waktu dimana alam akan berubah menjadi spektrum cahaya berwarna merah. Pada saat itu, banyak interfernsi atau tumpang tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama sehingga penglihatan terkadang kurang tajam karena fatamorgana. Sehingga, tempat paling aman untuk berlindung adalah rumah.

Demikian beberapa mitos yang masih dipercaya orang Jawa. (*)