Berikut Keutamaan Bacaan Surat Al-Mulk, Dianjurkan Dibaca Setiap Hari

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Membaca ayat-ayat dalam kitab suci Al-Quran memiliki sejumlah keutamaan. Salah satunya adalah dengan membaca surat Al-Mulk.

Surat Al-Mulk juga menjadi bacaan rutin yang dibaca oleh Rasulullah SAW sebelum tidur. Dalam sebuah hadits dari Jabir RA, “Nabi SAW tidak tidur sampai beliau membaca Alif Lam Mim tanzil (surat As Sajdah) dan Tabarakalladibiyadihil-mulk (surat Al Mulk),” (HR Ahmad).

Mengapa Surat Al-Mulk dianjurkan dibaca rutin?

Dilansir dari DetikHikmah, membaca surat Al-Mulk merupakan doa agar terhindar dari siksa kubur. Ini berdasarkan dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra terkait sabda Rasulullah SAW bahwa membaca surat Al Mulk merupakan cara mendapat keselamatan dari siksa api neraka.

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca surat Al Mulk setiap malam, Allah SWT akan menghindarkannya dari siksa kubur dengan surat tersebut,” (HR An Nasa’i).

Sayidina Abdullah bin Mas’ud ra pernah menyampaikan saat seorang manusia ada di dalam kubur, kedua kakinya akan berkata, ‘Tidak ada jalan bagi kalian dari arahku, karena arahku sudah ditempati surat Al Mulk,’ kemudian didatangi rongganya, namun rongganya juga mengatakan hal serupa.

Riwayat lainnya disebutkan bahwa surat Al-Mulk akan memberikan syafa’at atau pertolongan bagi mereka yang membacanya.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada suatu surat dari Al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu, ‘Tabaarakalladzii biyadihil mulku […] (surat Al Mulk)’,” (HR Tirmidzi).

Surat Al-Mulk

Surat Al Mulk merupakan surat ke-67 dalam Al-Qur’an. Al-Mulk merupakan surat Makkiyah, yakni surat yang turun di kota Mekkah. Ayat-aayatnya menerangkan tentang kekuasaan Allah SWT atas langit, bumi beserta isinya.

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

tabārakallażī biyadihil-mulku wa huwa ‘alā kulli syai`ing qadīr

Artinya: “Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

allażī khalaqal-mauta wal-ḥayāta liyabluwakum ayyukum aḥsanu ‘amalā, wa huwal-‘azīzul-gafụr

Artinya: “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”

الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ مَا تَرَىٰ فِي خَلْقِ الرَّحْمَٰنِ مِنْ تَفَاوُتٍ ۖ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىٰ مِنْ فُطُورٍ

allażī khalaqa sab’a samāwātin ṭibāqā, mā tarā fī khalqir-raḥmāni min tafāwut, farji’il-baṣara hal tarā min fuṭụr

Artinya: “Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?”

ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ

ṡummarji’il-baṣara karrataini yangqalib ilaikal-baṣaru khāsi`aw wa huwa ḥasīr

Artinya: “Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.”

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ

wa laqad zayyannas-samā`ad-dun-yā bimaṣābīḥa wa ja’alnāhā rujụmal lisy-syayāṭīni wa a’tadnā lahum ‘ażābas-sa’īr

Artinya: “Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.” (*)