Angka Perceraian di Pati Tinggi, Judi Online Jadi Salah Satu Penyebabnya

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Humas Pengadilan Agama Kabupaten Pati, Hakim Nadjib mengungkapkan bahwa kecanduan judi online menjadi salah satu penyebab terjadinya perceraian di Kabupaten Pati.

Ia mengaku, angka perceraian di Kabupaten Pati tergolong tinggi sejak Januari-Juni 2024. Berdasarkan catatan dari Pengadilan Agama Kabupaten Pati, sebanyak 1.306 pasangan memilih berpisah.

Namun dari jumlah 1.306 wanita yang statusnya menjadi janda, selama semester pertama tahun 2024, Pengadilan Agama menerima pendaftaran perceraian sebanyak 1.532 pasangan. Baik itu cerai talak atau pun cerai gugat.

Selain itu, Pengadilan Agama Kabupaten Pati juga mendapatkan limpahan perkara dari tahun 2023 lalu sebanyak 67 perkara. Sehingga beban PA Pati pada semester pertama sebanyak 1.599 perkara.

Dari data tersebut, sebanyak 1.306 perkara telah selesai disidang. Seribu lebih perkara ini terdiri dari 304 perkara cerai talak dan 1.002 cerai gugat.

“Berdasarkan laporan tahunan, untuk angka perceraian, cerai talak itu putus sekitar 304 perkara, cabut 32 perkara, jadi sisa 76 perkara. Cerai gugat putus ada 1.002, cabut 112 dan sisa 217 perkara,” ungkapnya belum lama ini.

Data ini menunjukkan, perceraian di Kabupaten Pati didominasi oleh cerai gugat atau yang mengajukan oleh istri. Hal ini terjadi lantaran beberapa faktor.

Faktor yang mendominasi yakni lantaran sang istri sudah jengah dengan perilaku suami dan kurangnya jatah bulanan. Selain itu, perselingkuhan juga membuat retaknya rumah tangga di Kabupaten Pati.

“Banyaknya yang menggugat perempuan karena perselisihan, pertengkaran yang disebabkan ekonomi atau nafkah yang kurang. Dan juga hadirnya pihak ketiga dalam rumah tangga,” sambungnya.

Tak hanya itu, faktor gemarnya sang suami bermain judi online dan minum minuman keras juga membuat istri memilih bercerai daripada hidup sengsara.

“Judi online ada juga tapi tidak sebenarnya ekonomi. Adanya judi, minum juga ada tapi tidak sebesar ekonomi secara umum,” paparnya. (Emka)