Kasus HIV dan AIDS 2024 di Pati Capai Ratusan

Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati mencatat penderita HIV dan AIDS selama tahun 2024 mencapai 319 kasus. Data tersebut merupakan periode bulan Januari hingga November ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, Aviani Tritanti Venusia menyebutkan dari 319 kasus, penderita yang meninggal berjumlah 60 orang.

“Dari jumlah kasus baru HIV dan AIDS di tahun 2024 tepat di bulan November ini ada ditemukan kasus baru sebanyak 319 kasus ini kasus baru. 319 kasus dimana ada juga yang meninggal dunia 60 orang,” kata Aviani, Rabu (18/12/2024) siang.

Kasus HIV dan AIDS, lanjut Aviani, ditemukan di 316 desa maupun kelurahan di Bumi Mina Tani. Namun, pihaknya menambahkan di semua kecamatan sudah ditemukan kasus tersebut.

Kendati demikian, kasus HIV dan AIDS terbanyak berada di lima kecamatan yaitu Kecamatan Juwana, Batangan, Pati, Margoyoso, dan Kecamatan Dukuhseti.

“Semua kecamatan kita sudah ditemukan kasus HIV, yang paling banyak dilaporkan ini (yang paling banyak) di Kecamatan Juwana, Kecamatan Batangan, Kecamatan Pati, Kecamatan Margoyoso, dan Kecamatan Dukuhseti,” terangnya.

Diketahui, jumlah tersebut juga dibagi menjadi dua yakni 176 masuk ke dalam HIV sedangkan 143 kasus masuk AIDS.

“Kalau dibagi 319 kasus, maka 176 itu adalah kasus HIV artinya ada virus HIV di dalam tubuhnya belum jatuh ke penyakit AIDS, untuk yang sudah jatuh ke penyakit AIDS ini sebanyak 143 kasus,” paparnya.

Senada, Kepala Bagian Kesra Kabupaten Pati Munadi mengungkapkan bahwa penderita HIV dan AIDS sudah ditemukan di 21 kecamatan.

Lebih lanjut, untuk menanggulangi kasus HIV dan AIDS, pihaknya mendorong adanya tes HIV kepada ibu hamil, calon pengantin serta masyarakat yang berisiko tertular HIV.

“Untuk mendukung penanggulangan AIDS di Kabupaten Pati, Komisi Penanggulan AIDS di Kabupaten Pati melakukan koordinasi di tingkat kabupaten, kecamatan, serta pemerintah desa, untuk berperan aktif mendukung upaya penanggulangan HIV/AIDS khususnya program konseling, tes HIV pada ibu hamil, calon pengantin, dan masyarakat desa yang mempunyai perilaku berisiko tertular HIV,” pungkas Munadi. (*)