Pati, palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Perpusatakaan berbasis inklusi sosial merupakan perpusatakaan yang tidak hanya sebagai tempat untuk mencari referensi, mencari sumber ilmu, referensi, bacaan dan sebagainya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Pati, Priyono Arief Fandillah. Ia mengungkapkan pihaknya memiliki program khusus terkait transformasi perpustakaan yakni dengan berbasis inklusi sosial sesuai kebutuhan masyarakat.
“Sesuai dengan perkembangan zaman untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga minat literasi masyarakat tetap bisa tumbuh, selain itu perpustakaan juga tidak hanya sekedar sebagai tempat orang membaca buku saja,” ucap Priyono Arief Fandillah.
Dalam pelaksanaannya, Perpusda Pati bekerja sama dengan komunitas, perkumpulan, serta melibatkan juga Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Arief menambahkan, dalam melakukan kegiatan inklusi di Perpusda Pati masyarakat tidak dibatasi. Siapapun yang hendak menyarankan atau mengadakan kelas akan di fasilitasi.
“Misalnya kemarin ada komunitas akrilik, jadi kita bantu, kita dorong, kita berikan tempat, dan kita berikan fasilitas. Supaya kalau nanti ada orang yang mencari materi atau cari sumber referensi, bisa langsung ke perpusatakaan,” katanya kepada palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com saat ditemui di kantornya belum lama ini.
Ia menegaskan tujuannya orang dengan berpustaka dapat menambah atau meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Hal ini dimisalkan, asalnya orang tidak tahu bercocok tanam, jadi tahu.
“Diharapkan bisa menciptakan kesadaran masyarakat untuk berkembang dan keswadayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Perpustakaan Umum Indonesia (FPUI), Usman Asshiddiqi mengatakan peran perpustakaan umum dalam program berbasis inklusi sosial adalah pembinaan perpustakaan desa, sekolah, dan komunitas. (*)
Wartawan palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com