Petani Keramba di Waduk Boyolali Rugi Rp890 Juta setelah Ikan Nila Mati Massal

palevioletred-jellyfish-458835.hostingersite.com – Petani keramba merugi hingga ratusan juta rupiah setelah ikan air tawar jenis nila merah mengalami mati massal di Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali.

Diketahui bahwa kejadian tersebut disebabkan adanya upwelling yang terus terjadi.

Ikan tersebut padahal diharapkan dapat dijadikan THR bagi para petani saat lebaran. Namun sebelumnya siap panen justru mati.

“Iya, sudah siap panen. Untuk persiapan (panen) Ramadan ini sampai Lebaran nanti,” kata salah seorang petani karamba jaring apung, Waduk Cengklik, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Suhartono, dikutip dari Detik News, pada Rabu (13/3/2024).

Petani tersebut menyebut kematian ikan nila di kelompoknya sekitar 14-15 ton dan ikan miliknya sendiri mencapai 1,4 ton.

Diketahui bahwa saat ini, harga ikan nila mencapai Rp29 ribu setiap kilogramnya.

“Kerugian sekitar Rp 50 juta, punya saya,” imbuh dia.

Petani yang bernama Suhartono lantas menceritakan peristiwa kematian-kematian ikan nil aini sudah terjadi sejak Minggu (10/3/2024).

“Awalnya mulanya kan hari Sabtu (9/3) itu sudah nggak ada sinar matahari, cuacanya sudah dingin, bediding. Terus jam satu siang (13.00 WIB) sudah hujan sampai jam 5 sore. Kemudian Minggu (10/3) pagi, ikan itu sudah pada loncat-loncat, sudah pada mau mati,” jelas Suhartono.

“Paginya lagi, hari Senin (11/3) itu ada lagi. Banyak lagi,” imbuh dia.

Kemudia puncak kematian paling banyak ikan nila merah berlangsung dua hari yaitu Minggu dan Senin. Hingga hari Selasa, kematian ikan nila masih terjadi dengan jumlah yang tidak banyak.

“Tapi alhamdulillah, kayaknya kondisi airnya sudah mulai kebeningan, nggak hitam lagi. Kemarin dua hari itu airnya kondisinya hitam warnanya. Jadi amoniaknya tinggi, oksigennya kurang, sinar matahari kurang, jadi ikan pada mabuk semua itu,” papar dia.